Puasa dan Kearifan Ekonomi

Oleh : Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Umat Islam di Indonesia di bulan ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa—sebab dibulan ini mereka menjalankan ibadah puasa yang merupakan salah satu rukun Islam. Di bulan ini berbagai aktifitas ritual ibadah dilakukan dengan penuh semangat dan kekhusyukkan untuk mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Maka itu, sering kali banyak orang mengatakan di bulan suci Ramadhan adalah untuk meningkatkan integralistik manusia sebagai insanul khamil secara jasmani dan rohani. Sekaligus juga  sebagai proses dalam  pendakian diri dalam membangun peradaban yang mulia.

Meski pun banyak yang diraih dan dicapai dalam menjalankan ibadah puasa—akan tetapi dibalik puasa tersebut  ada hikmah yang sangat esensial dalam kehidupan yang merupakan proses  pembaharuan semesta alam sering kali diri kita alfa memahamin.  Dimana puasa telah menuntun manusia dalam melakukan kearifan ekonomi untuk tidak mengeksploitasi alam. Dengan demikian dalam satu bulan ini ada  proses pembaharuan diri  alam dalam menjalankan  siklus dan ekosistem yang dimilikinya.

Bayangkan dalam satu hari saja  kebutuhan tiap manusia minum air adalah 2 liter—lantas berapa milyar kubik air dalam setiap hari  air tidak terkonsumsi di bulan Ramadhan. Dengan demikian, air akan melakukan pembaharuan diri dalam menyempurnakan kualitas air. Begitu juga tanaman seperti padi, sayur-sayuran dll yang selama ini dikonsumsi oleh manusia secara berlebih-lebihan untuk sementara waktu hanya terbatas saja untuk dikonsumsi dan selebihnya tanaman-tanaman tersebut melakukan proses diri dalam pembaharuan. Hal serupa juga dialami oleh jenis hewan yang halal dimakan ada jeda waktu tidak harus di konsumsi seperti hari –hari yang biasanya.

Memahami hikmah puasa tersebut, teryata puasa bukan sekedar dimensi pada perubahan diri manusia secara sepiritual saja, akan  tetapi lebih dari itu, yakni kelangsungan sebuah kehidupan dalam ekosistem di dunia ini. Dengan demikian keseimbangan alam semesta bisa terjaga dan terlestarikan dengan baik tanpa harus saling menghancurkan. Manusia yang selama ini sebagai cipta Allah yang konsumtif diminta untuk menjedakan sifat konsumtifnya dalam satu bulan ini sehingga alam semesta ini bisa melangsungkan pembaharuan diri.

Seandainya saja rukun Islam tidak menyebutkan puasa sebagai salah satu dari bagian rukunnya,  bagaimanakah kondisi alam ini ?  Mungkin bisa kita  rasakan kondisi alam ini akan hancur karena tak ada sebuah kelangsungan pembaharuan diri. Maka kelangsungan kehidupan sangat penting sekali dan selama bulan suci ini Allah memberikan ajaran secara langsung kepada manusia pentingnya pengendalian diri dan pengendalian semesta alam. Esensi manajemen illahi inilah yang bisa kita peroleh selama bulan puasa yang selanjutnya bisa kita lakukan dalam kehidupan setiap hari. Pengetahuian ini telah merangsang kesadaran diri kita untuk memahami tentang pentingnya ekonomi yang mengajarkan tentang efisiensi dan manajemen strategik dalam mengelola sumber daya alam ini.

Di ekonomi, selama ini dikenal dengan istilah pembangunan berkelanjutan dan untuk menerapkan  pembangunan berkelanjutan tersebut diperlukan sifat-sifat kearifan terhadap lingkungan.  Maka itu untuk menjaga pembangunan dan ekonomi agar terus berkelanjutan perusakan terhadap lingkungan harus diminimalisir dengan cara membuat kebijakan-kebijakan pembangunan dan ekonomi yang arif. Green economic dan green financial  adalah salah satu bentuk kesadaran yang konkrit pada diri manusia akan pentingnya ekonomi  dan pembangunan yang berkelanjutan. Semoga hikmah puasa ini menjadikan diri kita arif dan lebih cerdas dalam menata keseimbangan atau neraca dalam kehidupan diri kita sehingga diri kita dijauhkan dari risiko yang terjadi akibat tiadanya kearifan.

 

 

BERITA TERKAIT

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

BERITA LAINNYA DI

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…