Pasar Tak Respek Bank Indonesia

Oleh: Achmad Deni Daruri, Presiden Director Center for Banking Crisis

Ada yang aneh dengan pelemahan rupiah akhir-akhir ini, karena pelemahan rupiah tidak diikuti oleh kenaikan ekspor. Posisi ekspor tertinggi justru masih berada ketika nilai tukar berada pada posisi Rp9.000 per dolar Amerika.

Di negara lain seperti Malaysia dan Singapura pelemahan mata uang mereka diikuti oleh kenaikan ekspor. Bahkan di Jepang pelemahan mata uang mereka dikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada kuartal pertama tahun ini, sementara di negara kita (Indonesia) justru pertumbuhan ekonomi mengkeret pada kuartal yang sama dibandingkan dengan rata-rata kuartal pertama 10 tahun terakhir.

Pelemahan mata uang seyogyanya diikuti oleh peningkatan ekspor dan pertumbuhan ekonomi yang justru tidak kita alami saat ini. Ada yang salah dengan Bank Indonesia. Kesalahan pertama adalah tidak mampunya Gubernur Bank Indonesia mengatur rupiah.

Seharusnya, sebagai satu-satunya lembaga di dunia yang diberikan mandat untuk mengelola inflasi rupiah dan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia mampu mengatur rupiah, tetapi kenyataannya mereka (Bank Indonesia) tidak mampu melaksanakan mandat tersebut.

Bahkan, inflasi dan depresiasi rupiah sudah melewati target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia itu sendiri. Ketidakmampuan Gubernur Bank Indonesia akhirnya membuat pelaku usaha di Indonesia kehilangan pegangan dalam membuat perencanaan usaha.

Karena perusahaan substitusi impor pasti menghadapi kerugian akibat selisih nilai tukar yang semakin besar sementara perusahaan yang berorientasi ekspor juga tidak mampu mendapatkan keuntungan dari nilai tukar tersebut karena inflasi yang tinggi. Kesalahan kdua, ada indikasi bahwa Gubernur Bank Indonesia tidak dihormati oleh pasar karena pasar mengetahui kualitas pendidikan moneter dari sang Gubernur.

Berbeda misalnya dengan Kuroda (Gubernur Bank Sentral Jepang) yang pada beberapa hari yang lalu mengatakan dengan lantang bahwa pelemahan yen sudah terlalu besar dan dalam hitungan detik yen kembali menguat. Bank Indonesia memiliki banyak sumber daya dan dukungan peraturan, namun yang dilihat pasar adalah kecerdasan sang Gubernur!  

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…