Wisata Religi - Menjelajahi Masjid di Jakarta

Masjid Al Azhar, masjid yang menjadi salah satu tapak sejarah Jakarta ini, dibangun atas prakarsa beberapa tokoh Masyumi.  Nama Al Azhar sendiri diberikan oleh seorang Rektor Universitas Al Azhar Mesir yang pada tahun 60-an datang berkunjung dan kemudian terpesona akan kemegahan masjid ini.

Kesejahteraan masjid Agung Al Azhar diperhatikan betul oleh pengurusnya. Hal ini terlihat dari fisik gedung yang walau relatif tua tapi terlihat tetap terjaga. Bagian dalam masjid juga terlihat terawat. Ruangan yang lapang dan sejuk dengan hamparan karpet hijau yang bersih dan dinding yang indah dengan hiasan kaligrafi membuat betah siapa saja yang melaksanakan ibadah di sini.

Masjid agung Al Azhar menjadi salah satu masjid favorit saya pada saat bulan Ramadan. Posisinya yang berada antara kompleks pusat pendidikan Al Azhar dan daerah kuliner terkenal di belakangnya, menjadikan kompleks Masjid Al Azhar menjadi tempat nongkrong favorit pemuda dan pemudi selama Ramadan. Mereka biasanya berkumpul di Roti Bakar Edy yang legendaris sebelum atau sesudah melaksanakan ibadah shalat taraweh di masjid Agung.

Masjid Sunda Kelapa, masjid yang konon didirikan dari dana saweran para jenderal dan campur tangan mantan gubernur Ali Sadikin (alm) ini, dirancang oleh Ir. Gustaf Abbas pada tahun 60-an. Gustaf Abbas adalah arsitek yang juga merancang Masjid Salman ITB. Masjid Sunda Kelapa, oleh beliau dibebaskan dari simbol-simbol masjid pada umumnya seperti kubah, bedug, bulan bintang dan simbol-simbol lainnya. Bangunan masjid justru dibuat unik seperti perahu, sebagai simbol pelabuhan sunda kelapa.

Pada bulan Ramadan, shalat di Masjid Sunda Kelapa biasanya dipimpin oleh Imam dari Madinah. Terasa istimewa karena imam tersebut, juga bisa memberikan ceramah dalam Bahasa Indonesia, bahkan ketika dia berdoa, alih-alih menggunakan Bahasa Arab, dia berdoa dalam Bahasa Indonesia.

Hal lain yang sangat berkesan bagi adalah modernitasnya. Masjid ini melengkapi dirinya dengan peralatan multimedia yang sangat membantu jamaah dalam beribadah. Jamaah dituntun berdzikir dengan membaca teks arab, latin dan terjemahannya yang terproyeksikan secara digital oleh dua sentolop ke dinding dalam masjid.

Selanjutnya sempatkan juga beritikaf di masjid ini pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Masjid Sunda Kelapa hampir selalu penuh diwaktu-waktu tersebut.  Sekitar 4000 orang memenuhi setiap ruangan untuk berdiam diri, berdzikir dan bermunajat bersama-sama di sepertiga malam menjelang pagi. Bahkan bagi orang yang kurang mengerti agama seperti saya, suasana itikaf di masjid Sunda Kelapa sungguh bisa menghadirkan nuansa religius yang menggetarkan.

Di kompleks Masjid Agung Sunda Kelapa juga terdapat “Rumah Sehat” yang melayani kesehatan untuk umat dan juga untuk umum. Alih-alih menamainya dengan “Rumah Sakit” Tamir masjid memilih nama sebaliknya yang unik.

Bagi yang menggemari kuliner, di depan masjid Sunda Kelapa juga terdapat banyak penjual jajanan yang menyediakan alternatif makanan untuk berbuka. Sate padang, dimsum dan tongseng adalah beberapa yang layak untuk dicoba.

Sebagaimana disebutkan dalam laman resmi masjid, dalam pengelolaannya Masjid Agung Sunda Kelapa berusaha mengambil potret masjid semasa Rasul yang berfungsi tidak hanya secara spiritual tapi juga secara sosial bagi umat disekitarnya.

Masjid Al Hakim (Menteng), masjid ini didirikan oleh saudagar minang bernama Datuk Hakim Thantawi. Dibangun di atas tanah seluas 480 m2 dan terletak di pusat kawasan bisnis Menteng membuat masjid ini sering diincar para investor untuk diubah sebagai tempat bisnis. Alhamdulillah pengurus yayasan Al Hakim tetap amanah  sehingga masjid ini masih bisa tetap berdiri hingga saat ini.

Masjid ini tidak terlihat seperti masjid pada umumnya. Jika tidak ada papan penanda bertuliskan nama masjid, orang mungkin mengira jika bangunan tersebut adalah ruko bukan masjid.Setahu saya, gedung masjid ini dulunya merupakan rumah makan padang. Masjid ini memiliki ruangan yang terpisah-pisah satu dengan yang lain. Agar jamaah bisa terhubung  dan tetap dapat melihat imam shalat, di tiap-tiap ruangan tersedia televisi yang terkoneksi dengan kamera di ruang utama yang menyorot sang imam.

Karena letaknya yang di pusat menteng, jangan lupakan untuk mampir di pusat kuliner menteng setelah selesai sholat. Letaknya berada di seberang jalan masjid Al Hakim yang menyediakan berbagai jajanan untuk berbuka puasa setelah taraweh.

BERITA TERKAIT

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Wisata Indonesia

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…