Iklim Elnino Hampiri Indonesia Hingga November 2015

 

 

NERACA

 

Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi gangguan iklim elnino yang akan menghampiri Indonesia terjadi pada Januari hingga November 2015. Lantaran adanya iklim tersebut, maka akan ada beberapa daerah yang terkena perubahan iklim secara esktrem. .

Kepala BMKG Yunus Subagyo Swarinoto mengatakan, prediksi Indonesia akan mengalami gangguan iklim Elnino dalam status moderate atau pada 2015 ini. "Jadi, BMKG memprediksi Elnino moderate Januari sampai November 2015," ungkap Yusuf, dalam pemaparan proyeksi Elnino 2015, di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (17/6).

Yunus menyebutkan, beberapa daerah yang nantinya akan terkena perubahan iklim ini di antaranya Sumatera Selatan (Sumsel), Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta Sulawesi Tenggara. "Ini terjadi akibat pola hujan berbeda di lintang selatan. Begitu kemarau dan Elnino, akan berefek tinggi. Lokasi yang umumnya terdampak adalah Sumatera Selatan dan tengah, Jawa Bali, dan Sulawesi Tenggara," ujar dia.

Kendati demikian, Yunus mengatakan, ada hal lain yang memengaruhi kekeringan walaupun di level moderate suhu di pantai barat masih panas. Itu terjadi karena terdapat uap air yang masih tersedia. "Elnino bukan satu-satunya faktor pemicu kekeringan di Indonesia. Harus dipertimbangkan faktor lain di pole mode dan SST di perairan Indonesia," ucap dia.

Sebagai informasi, Elnino adalah suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu laut di Samudera Pasifik equator. Perubahan iklim ini menyebabkan musim kemarau di Indonesia. Dampak Elnino berbeda di tiap daerah tergantung kelembaban di daerah masing-masing.

Beberapa hari lalu, Myanmar mulai merasakan fenomena iklim El Nino. Negara yang sebelumnya bernama Burma itu kini mengalami perubahan iklim abnormal. “Wilayah pusat Myanmar jarang mengalami intensitas hujan rendah. Hujan bahkan jarang turun,” kata Wakil Direktur Jenderal Departemen Metereologi dan Hidrologi Myanmar, Kyaw Moe Oo.

"Awan hujan besar yang belakangan ini menutupi Bangladesh malah bergerak ke India, bukannya ke arah Myanmar. Maka itu, sekarang hujan turun deras di India sementara Myanmar hanya mendapat sedikit hujan," jelas Kyaw. Ia menjelaskan, kondisi iklim yang tidak biasa tersebut merupakan fenomena El Nino yang melanda tahun ini. Sebagai dampak efek El Nino, cuaca terasa amat panas ketika hujan tidak turun.

"Beberapa hari belakangan musim hujannya sangat lemah. Sungguh tidak biasa, wilayah seperti Yangon dan Ayeyarwady mendapat intensitas hujan lebih besar daripada negara bagian lainnya seperti Mon dan Kayin," kata Kyaw menambahkan. Gejala El Nino berupa berkurangnya curah hujan, panas yang berkepanjangan, dan turunnya hujan lebat yang tidak menentu. Fenomena iklim ini dengan jarak waktu yang tidak beraturan, antara dua hingga tujuh tahun.

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…