Samsung Jadikan Indonesia Basis Produksi Level Global

NERACA

Bekasi- Ekspansi raksasa produsen telepon seluler, Samsung, dengan membangun pabrik di Indonesia dinilai menjadi lokomotif investasi dari pabrikan global lainnya, selain menunjukkan negeri ini merupakan pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi.

“Kesungguhan Samsung di Indonesia diharapkan berlanjut hingga Completely Knock Down (CKD) dan juga bentuk Surface Mount Technology (SMT),” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin, di Cikarang, Bekasi, Selasa (16/6), saat meresmikan pabrik perakitan telepon seluler PT Samsung Electronics Indonesia.

Pada tahap awal, menurut Menperin, proses perakitan di lahan seluas 6.000 meter persegi ini, masih dalam bentuk Semi Knock Down (SKD). Serapan tenaga kerja mencapai 1.100 orang. “Kita ingin langkah ini menjadi motor penggerak pabrikan besar lainnya seperti Apple dan merek lainnya membangun unit produksi di Indonesia,” katanya.

Selain itu, Menperin juga menargetkan pendirian pabrik ini merangsang tumbuhnya industri penunjang seperti industri komponen telepon seluler. “Dengan demikian, tingkat komponen dalam negeri terus meningkat dan bertahap membuat Indonesia menjadi basis produksi Samsung di tataran global, bukan hanya sebagai pasar,” ujar Saleh Husin.

Pemerintah akan terus menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga dapat mendukung berkembangnya industri telepon seluler di Indonesia. “Selain itu, kami juga memberikan berbagai kemudahan dan insentif berupa pengurangan pajak maupun bea masuk yang ditanggung Pemerintah,” kata Menperin.

Hal ini telah sejalan dengan program utama Kementerian Perindustrian khususnya pada desain ulang peta jalan industrialisasi, dimana Industri elektronika yang termasuk di dalamnya adalah telepon seluler, merupakan salah satu industri prioritas sebagai kelompok industri dengan pertumbuhan tinggi.

“Dengan adanya PT. Samsung Electronics Indonesia mengembangkan industri telepon seluler di Indonesia, telah menunjukkan kepada kita semua bahwa Indonesia merupakan pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi,” ujar Menperin.

Dijelaskan Menperin, dengan menempati kawasan seluas 6.000 m2 dan menyerap tenaga kerja mencapai sekitar 972 orang yang berarti perusahaan ikut memberikan kesempatan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak sekaligus memberikan andil dalam peningkatan pengembangan sumber daya manusia serta kesejahteraan masyarakat.

“Dengan berdirinya pabrik telepon seluler PT. Samsung Electronics Indonesia, maka memberikan ruang bagi tumbuhnya industri penunjang seperti industri komponen telepon seluler,” tandasnya.

Adapun kapasitas produksi dari pabrik perakitan telepon seluler Samsung adalah 1 – 1,5 juta unit per bulan dengan 14 line produksi yang memproduksi smartphone, feature phone dan komputer tablet. Pada tahap pertama di tahun 2015, Samsung melakukan investasi melalui pabrik perakitan telepon seluler ini sebesar US$ 23 juta.

“Hal ini akan memberikan kontribusi penting bagi produk industri manufaktur. Dengan demikian diharapkan industri telepon seluler didalam negeri terus berkembang dan berperan penting dan menjadi bagian dari Supply Chain produk telepon seluler dunia,” tambahnya.

Senada, Vice President Director Samsung Electronics Indonesia, Lee Kang Hyun, mengatakan Indonesia merupakan negara strategis yang memiliki peluang tidak terbatas. “Pabrik ini menguatkan komitmen investasi kami di Indonesia,” ujarnya.

Perusahaan asal Korsel ini mematok target kapasitas produksi dari pabrik perakitan telepon seluler Samsung adalah 1 juta-1,5 juta unit per bulan dengan 14 line produksi yang memproduksi smartphone, feature phone, dan komputer tablet. Nilai investasi untuk tahap pertama tahun ini sebesar USD 23 juta.

Sejalan dengan keinginan pemerintah agar pabrikan meningkatkan penggunaan komponen lokal, Samsung telah  menyematkan kandungan dalam negeri hingga 20 persen. “Ke depan, kita berharap Samsung tidak hanya merakit tetapi juga memiliki pengembangan bisnis lebih luas,” kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, I Gusti Putu Suryawirawan.

Selanjutnya, Samsung diharapkan mendongkrak kandungan lokal hingga 30 persen pada 2017. Industri elektronika, termasuk  telepon seluler, menjadi salah satu industri prioritas yaitu kelompok industri dengan pertumbuhan tinggi. Oleh karena itu, industri telepon seluler memberikan berbagai kemudahan dan insentif berupa pengurangan pajak maupun bea masuk yang ditanggung Pemerintah.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…