Ekonomi Melambat, Indeks Saham Babak Belur

NERACA

Jakarta – Lambat tapi pasti, laju pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menunjukkan tren pelemahan setelah sebelumnya di akhir pekan lalu sempat ditutup menguat. Sentimen negatif Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan data ekonomi yang mencatatkan perlambatan sektor konsumsi, meski neraca perdagangan mengalami surplus US$ 955 juta menjadi pemicunya. Alhasil, mengakhiri perdagangan saham Senin (15/6), IHSG ditutup anjlok cukup dalam dan paling parah di antara indeks saham di bursa-bursa Asia lainnya.

Kepala Riset NH Korindo, Reza Priyambada mengatakan, anjloknya IHSG membuat kepanikan investor melakukan aksi jual yang didorong oleh lesunya ekonomi Indonesia,”Ini kondisi masih normal, bukan karena ketidakpercayaan pada ekonomi, tapi karena psikologi market saja. Karena investor asing juga tenang-tenang saja. Jangan terlalu negatif menanggapinya,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Mengakhiri perdagangan awal pekan, IHSG ditutup terjun 98,023 poin (1,99%) ke level 4.837,794. Sementara Indeks LQ45 ditutup menukik 20,941 poin (2,48%) ke level 825,117. Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 198.146 kali dengan volume 4,295 miliar lembar saham senilai Rp 3,919 triliun. Sebanyak 51 saham naik, 233 turun, dan 78 saham stagnan.

Pada perdagangan terpantau, investor asing masih lakukan aksi beli bersih (foreign net buy) dengan nilai Rp 13,94 miliar. Aksi jual justru dilakukan investor domestik,”Seperti ibarat orang baru saja bangun tidur langsung melihat rata-rata harga saham merah, otomatis banyak terpengaruh untuk melakukan jual. Perilaku ini kan yang memang dari dulu memicu sentimen negatif. Jadi investor memanfaatkan waktu dan langsung menjual saat semuanya merah, ini hanya efek panik saja," kata Reza.

Dia mengatakan, kepanikan ini hanya berlangsung sementara. Dalam dua atau tiga hari ke depan diprediksi IHSG akan kembali naik."Kalau pun turun, IHSG tidak akan separah yang ditakutkan, dengan catatan kondisi ekonomi masih seperti sekarang ini," imbuhnya.

Asal tahu saja, BPS melaporkan angka ekspor dan impor Indonesia pada Mei 2015 turun. Namun neraca perdagangan mengalami surplus US$ 955 juta. Menurut ekonom DBS Bank Gundy Cahyadi, surplus perdagangan saat ini bukanlah surplus yang sehat. "Data impor yang lemah menggarisbawahi sentimen pelemahan ekonomi domestik," ujarnya. 

Perdagangan sesi pertama, IHSG ditutup jatuh 58,292 poin (1,18%) ke level 4.877,525. Sementara Indeks LQ45 anjlok 11,856 poin (1,40%) ke level 834,202. Tak satu pun indeks sektoral yang mampu menguat. Koreksi terdalam dialami saham-saham di sektor agrikultur dan konstruksi.

Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 102.970 kali dengan volume 2,119 miliar lembar saham senilai Rp 1,828 triliun. Sebanyak 56 saham naik, 195 turun, dan 59 saham stagnan. Bursa-bursa regional masih kompak melemah hingga siang. Sentimen negatif dari Wall Street akhir pekan lalu memberi tekanan ke pelaku pasar.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Multi Prima (LPIN) naik Rp 500 ke Rp 6.925, Multi Bintang (MLBI) naik Rp 300 ke Rp 6.975, Siloam (SILO) naik Rp 200 ke Rp 13.400, dan Indocement (INTP) naik Rp 150 ke Rp 21.050. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 700 ke Rp 40.525, Astra Agro (AALI) turun Rp 625 ke Rp 22.575, Jembo Cable (JECC) turun Rp 525 ke Rp 1.865, dan Indofood CBP (ICBP) turun Rp 350 ke Rp 13.000.

Di awal perdagangan, IHSG dibuka melemah 10,60 atau 0,21% menjadi 4.925,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 2,70 poin (0,32%) menjadi 843,35. Analis Samuel Sekuritas, Tiesha Narandha Putri mengatakan, IHSG BEI mengalami tekanan merefleksikan pelemahan bursa global di tengah ketidakpastian penyelesaian utang Yunani dan penantian hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC),”Ketidakpastian permasalahan utang Yunani dan penantian hasil FOMC pada pekan ini akan terus dicermati investor," ujarnya. bani

 

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…