Perikanan Budidaya - KKP Tegaskan Udang Indonesia Bebas Penyakit EMS

NERACA

Jakarta -  Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kemenetrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto, mengatakan beberapa waktu lalu banyak yang menyebutkan merebaknya penyakit udang di daerah Lampung dan Medan. Namun setelah dicek lebih lanjut, ternyata bukan penyakit early mortality syndrome (EMS) yang selama ini dikhawatirkan, melainkan virus white spot syndrome.

“Penyakit udang yang sedang ramai di Medan dan Lampung bukan EMS, tetapi white spot syndrome virus. Jadi saya tagaskan udang Indonesia bebas dari EMS,” tegas Slamet, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mengingat, seperti diketahui bersama, sampai dengan saat ini,  produksi udang dunia masih terus dihantui penyakit udang EMS. Bagi udang penyakit ini menjadi momok menakutkan bagi para pembudidaya udang, tak terkecuali di Indonesia. Karena apa, penyakit ini bisa menyebabkan kematian hingga 100% pada udang budidaya berusia 20-30 hari.

“Jika penyakit EMS ini masuk Indonesia sangat berbahaya, bisa mengancam produksi udang nasional. Tapi setelah di cek dilapangan ternyata bukan EMS yang menyerang udang di Medan dan Lampung, “ imbuhnya.

Dirinya memastikan  dan yakin itu bukan penyakit EMS, setelah menganalisa secara dalam bersama dengan tim buser untuk turun langsung ke lapangan. Karena waktu itu banyak sekali pengaduan yang masuk di Medan dan Lampung akan adanya ancaman penyakit EMS masuk di daerah sana. Tapi memang setelah dicek dan dianalisa dengan sample dari beberapa daerah, lalu dianalisa menggunakan PCR, positif white spot.

“Jadi saya kira keragu-raguan masyarakat, khususnya pembudidaya udang akan terjangkitnya EMS atau AHPND itu sudah terjawab, dipastikan itu bukan penyakit EMS. Dipastikan itu bukan penyakit EMS, tapi white spoot syndrome virus,” tegas dia lagi.

Untuk mewaspadai enyebaran EMS yang sedang mewabah di beberapa negara seperti di Tiongkok, Vietnam, Thailand, Malaysia, India, dan Mexico, menurutnya, Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan DJPB telah bekerjasama dengan Shrimp Club Indonesia (SCI), Dinas terkait di Provinsi dan kabupaten/kota.

Upaya lainnya adalah penguatan kemampuan deteksi dini laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan lingkup DJPB melalui peningkatan kapasitas laboratorium seperti kompetensi sumberdaya manusia, pemutahiran peralatan uji, serta pembuatan standar metode uji dalam mendeteksi sumber penyebab munculnya penyakit.

“Sejak tahun 2013 telah melakukan sosialisasi melalui Gerakan Safari EMS ke sentra-sentra produksi udang. Juga menggelar seminar tentang pengenalan, pencegahan dan pengendalian EMS. Harapannya pembubudidaya sudah melek akan bahaya dan antisipasi penyakit EMS ini,” tuturnya.

Menurut Slamet, pemerintah sudah berusaha keras agar penyakit EMS ini tidak masuk ke Indonesia. Tapi dirinya menghimbau  untuk meminimalisir serangan penyakit dalam budidaya udang, maka pembudidaya pun harus menerapkan standarisasi Good Aquaculture Practices (GAP).

“Untuk meminimalisir penyakit, serta meningkatkan kualitas produksi, maka kuncinya ada pada pembudidaya untuk dapat menerapkan kaidah GAP atau Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) yang nantinya akan mendorong peningkatan efisiensi dan kemandirian. Selain itu juga akan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. Dan hal ini selaras dengan kebijakan pembangunan perikanan budidaya yaitu menuju perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan,”  tukasnya.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…