PETINGGI PEMERINTAH DIMINTA TIDAK OBRAL KOMENTAR - Rupiah Rentan 3 Tahun ke Depan

Jakarta – Makin terpuruknya rupiah dan indeks saham gabungan (IHSG) belakangan ini membuat Ketua Umum Kadin Indonesia meminta para pejabat di pemerintahan tidak mengobral pernyataan yang menakutkan investor. Sementara nilai rupiah dinilai rentan untuk 3 tahun ke depan, setelah Bank Indonesia mewaspadai potensi terjadinya perang mata uang (currency war) yang mungkin terjadi sebagai dampak dari rencana penyesuaian suku bunga The Fed secara berkala.

NERACA

"Makanya saya bilang mohon temen-temen di pemerintahan menahan diri dengan statement-statement yang menakutkan dan mengkhawatirkan investor yang membuat jadi membingungkan," ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Selasa (9/6).  

Menurut dia, dunia usaha kini bingung dengan berbagai pernyataan orang-orang di pemerintah. Pasalnya, pernyataan pejabat negara itu banyak yang tidak sama. "Yang ini ngomong gini, yang itu ngomong gitu. Kita harus perbaiki iklim usaha dan iklim investasi jangan sampai terganggu karena dengan melemahnya perekonomian dan pertumbuhan maka yang terjadi adalah ketidakmampuan kita untuk ciptakan lapangan kerja, nah ini berbahaya," ujarnya.  

Meski demikian, menurut dia Indonesia harus tetap yakin akan adanya perbaikan ekonomi ke depan. Oleh karena itulah, pemerintah harus terus didorong agar melakukan upaya perbaikan itu.

"Mudah-mudahan harapan dari pemerintah ada kiat-kiat yang jitu untuk mengoreksi kecenderung  pelemahan rupiah hingga jangan terus menerus terjadi. Janganlah sampai terjadi seperti (krisis) 98," tutur dia.

 Wapres Jusuf Kalla (JK) pun mengakui, terpuruknya nilai tukar rupiah dan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini lantaran kondisi ekonomi yang bermasalah. Masalah itu berasal dari dalam dan luar negeri.

"Ada masalah dalam dan masalah luar. Tentu ekonomi kita memang menurun, industri pasar kita memang menurun? Otomatis terjadi masalah," ujar JK usai hadir di acara Green Infrastructure Summit di Jakarta, kemarin.  

Wapres mengakui, memang sulit mengubah kondisi ekonomi saat ini dengan cepat karena ada tekanan dari kondisi ekonomi luar negeri. Meski dalam jangka pendek tertekannya rupiah sulit ditangani, menurut JK, pemerintah sudah memiliki strategi jangka menengah yaitu terus berupaya meningkatkan pertumbuhan investasi di Indonesia untuk menopang ekonomi nasional.
Kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga penutupan sesi pertama kemarin (9/6), merosot 156,683 poin (3,12%) menjadi 4.858,31. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih di kisaran 13.300, yang merupakan posisi terendah sejak 1998.

Perang Mata Uang

Sebelumnya Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan, saat ini kondisi global sedang mengalami fenomena penguatan dolar AS yang menyebabkan terjadinya depresiasi nilai mata uang di berbagai negara berkembang ekonomi dan menimbulkan risiko dalam jangka panjang.

"Hari ini (kemarin-red.)semua lebih dalam dari (rupiah) kita tekanannya, tapi ini semua reaksi dari perkembangan risk on dan risk off di luar negeri. Saya melihat bahwa kita memang harus menghadapi ini dengan baik dan waspada," katanya seperti dikutip Antara.

Untuk itu, ia kembali menegaskan dalam jangka pendek dan menengah, BI berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS agar para pelaku pasar tidak memiliki kekhawatiran terhadap kondisi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

"Saya melihat tiga tahun ke depan akan terus ada currency war, karena kalau seandainya program peningkatan bunga di AS berjalan secara berkala, pasti berdampak pada mata uang negara lain yang satu sama lain akan menjaga posisi kompetitif mata uangnya," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Senin malam (8/6).

Perang mata uang yang dimaksud adalah suatu kondisi dimana masing-masing negara "sengaja" untuk melemahkan mata uangnya terhadap mata uang negara lain, dengan tujuan mempermudah ekspor dan memperbaiki neraca perdagangan.

"Kalau ada tekanan ekstrem, kita menjaga supaya volatilitasnya ada dalam batas yang dapat diterima untuk meraih kepercayaan pasar. Pasar harus tahu BI selalu ada untuk menjaga stabilitas (rupiah)," tutur dia.  

Terkait pergerakan rupiah yang cenderung melemah hingga pertengahan tahun, Agus memperkirakan rupiah bisa kembali stabil setelah Juni dengan rata-rata sepanjang tahun 2015 pada kisaran Rp13.000-Rp13.200 per US$.

"Untuk rupiah year to date masih pada Rp12.911 per dolar AS, dan biasanya (perlemahan) ini musiman sampai akhir Juni, karena ada sentimen dan banyak yang harus dibayar (menggunakan dolar). Tapi nanti akan normal dan fundamental membaik, sehingga pada kuartal tiga dan empat rupiah rata-rata Rp12.500," katanya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menambahkan depresiasi mata uang yang terjadi di beberapa negara, termasuk Indonesia, sebagai akibat dari penguatan US$ dan itu terjadi karena dunia sedang menunggu kepastian terkait penyesuaian suku bunga The Fed.

"Yang terjadi adalah dolar menguat terhadap segalanya dan itu tidak terelakkan karena tingkat bunga AS (berpotensi) naik, otomatis (nilai mata) uang bergerak ke arah dolar AS. Itu natural sebagai respon terhadap kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga," ujarnya.

Dari segi pemerintah, menurut dia, salah satu hal yang dapat diupayakan sebagai antisipasi agar fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu bergejolak adalah dengan memperkuat struktur fundamental perekonomian nasional.

"Kita jaga fundamentalnya. Kita menjaga current account deficit-nya dan defisit anggarannya. Itulah yang harus kita lakukan," katanya.

Menkeu mengakui akan ada potensi depresiasi lebih besar dalam asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada APBN-P 2015 dan di tahun 2016. "Tren rata-rata nilai tukar Januari-Mei 2015 (kumulatif) menunjukan tren meningkat. Nilai tukar rupiah rata-rata mengalami depresiasi sebesar Rp12.897 per US$,” ujar Bambang.  

Bambang memprediksi pergerakan rata-rata nilai tukar rupiah terhadap AS tahun 2016 akan bergerak pada kisaran Rp12.800- Rp13.200 per US$, sebagai salah satu dampak potensi dari kebijakan suku bunga AS. "Membaiknya ekonomi AS dan Jepang namun masih terdapat risiko gejolak likuiditas. Selain itu, potensi risiko berlanjutnya pelemahan Tiongkok dan belum pulihnya perekonomian Eropa," ujarnya.

Selain itu, Menkeu  mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak ada kaitannya dengan defisit yang dialami dalam APBN Indonesia. Ini untuk menanggapi defisit APBN yang mencapai Rp185 triliun.

"Tidak ada (hubungannya), ini (lemahnya nilai tukar rupiah) murni karena dolar menguat pada semua (jenis mata uang) mengingat ekspektasi terhadap kenaikan tingkat bunga yang mungkin tahun ini di AS," ujarnya.

Suramnya kondisi rupiah dan bursa saham belakangan ini akibat kombinasi faktor dalam negeri dan luar negeri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menjelang akhir paruh pertama tahun ini melambat. Kabar dari luar negeri pun tidak memberikan angin segar. Kelesuan ekonomi China dan sinyal kenaikan suku  bunga Amerika Serikat (The Fed rate)  menambah kekhawatiran pelaku pasar. mohar/bari/fba


BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…