Pengusaha dan Buruh Tak Puas dengan Kinerja Menperin

 

 

NERACA

Jakarta - Tiga hari berturut turut kemeterian Perindustrian di demo sejumlah massa. Mereka menuntut Menteri Saleh Husin untuk mundur dan hari ini, sejumlah massa dari SPN (Serikat Pekerja Nasional) juga ikut berdemo. Achmad Wijaya, Wakil Ketua Komite Tetap SNI dan Produk Industri, mengatakan selama Saleh Husin menjabat sebagai Menteri Perindustrian, pengusaha merasa belum ada titihan kebijakan baru di dalam pembiayaan industri sehingga semua biaya bengkak.

"Istilahnya, Menperin jangan jalan-jalan terus meresmikan pabrik yang tidak penting. Justru yang perlu dikaji Menperin yaitu kebijakan untuk masuknya investasi, dan kebijakan untuk perkembangan industri hulu dan intermediate," kata AW, sapaan akrab Achmad Wijaya melalui pesan singkat dengan Neraca, kemarin.

Menurut AW, Kemenperin saat ini wajib memikirkan hulunisasi dan intermediate industri agar hilirisasi bisa efisien dan tugas menteri adalah mempunyai kemampuan mengintegrasikan. "Kemampuan ini belum terbaca selama 8 bulan sampai menelurkan kebijakan baru. Sehingga Kemenperin saat ini tidak membawa dampak bagi para industriawan mencapai efisiensi di sektor manapun sehingga hambatan ekspor pun cenderung turun dan impor cenderung bertambah," katanya.

AW juga mengatakan, pembuktian dapat dilihat dari banyaknya impor bahan baku utama industri dan penolongnya. Alhasil semua sektor industri sudah menurunkan produksi sejak April. Ditambah lemahnya rupiah hingga 13.250. "Jika selesai Lebaran Dolar AS mencapai 15 ribu semua industri akan collapse," tegasnya.

Banyak PHK

Sebelumnya Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Ecky Awal Mucharam mengatakan, adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal merupakan kenyataan pahit yang disebabkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi. “Jika sektor riil terpuruk, maka sebagian besar masyarakat menjadi korban. Oleh karena itu pemerintah harus bertanggung jawab dengan cara menjaga daya beli tetap tinggi, mengembalikan gairah pelaku ekonomi, serta menciptakan lapangan kerja khususnya di sektor-sektor padat karya,” kata Ecky.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir bulan Februari 2015, pengangguran terbuka sudah bertambah sebesar 300 ribu orang menjadi 7,45 juta orang atau sebesar 5,81 persen dari total angkatan kerja. Sementara itu pada semester sebelumnya, pengangguran masih berjumlah 7,15 juta orang atau sebesar 5,7 persen angkatan kerja.

Menurut Ecky, ini merupakan rekor pengangguran tertinggi sejak Agustus 2012 di mana pengangguran tercatat sebesar 7,24 juta orang. Hampir bisa dipastikan angka pengangguran saat ini bertambah lagi sebab  banyak laporan mengenai pemutusan hubungan kerja dari berbagai sektor  industri tekstil, alas kaki, pertambangan, migas, semen, serta otomotif, termasuk kawasan industri seperi Batam atau sentra tekstil Majalaya.

Pada dasarnya PHK besar-besaran ini terjadi akibat kedua sisi ekonomi baik sisi permintaan maupun sisi penawaran terpuruk. Di sisi permintaan selain faktor pelemahan ekonomi Tiongkok yang menghambat ekspor, yang paling memukul sebetulnya adalah pelemahan konsumsi akibat lonjakan inflasi setelah dilepasnya harga BBM ke pasar.

Sementara di sisi penawaran, pelemahan terjadi akibat melempemnya belanja modal pemerintah, serta para investor swasta yang kepercayaan dirinya tergerus akibat situasi politik yang gaduh serta penegakan hukum yang tak menentu. Makanya pemerintah harus memperkuat kedua sisi tersebut.

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…