Mekanisme Pasar dan Inflasi

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Industri dan Perdagangan

 

Penderitaan masyarakat kelas menengah bawah seperti tiada akhir ketika beban hidup terus menerus mendera mereka karena naiknya harga bahan kebutuhan pokok. Kalau soal derita sepertinya telah menjadi lakon bagi golongan kelas menengah bawah. Namun jika bicara suka cita, maka lakon ini seperti menjadi bagiannya golongan kelas menengah atas. Ini fakta yang kita lihat karena setiap jeritan datang, hampir tidak pernah terdengar dari golongan menengah atas.

Pada level ini yang dibacarakan oleh mereka adalah soal capital gain yang naik turun, dan nyaris tidak pernah berkeluh kesah tentang kenaikan harga bahan pokok karena daya belinya relatif stabil dan kuat. Indonesia menganut ekonomi pasar. Bagi negara yang menganut sistem ini, harga barang ditentukan oleh hukum pasar, yaitu tergantung pada permintaan dan penawaran. Jika permintaan lebih besar dari penawaran, maka harga-harga barang pada umumnya akan mengalami kenaikan, dan akibatnya inflasi akan meningkat.

Secara mudah kita memahaminya seperti itu,dan saat ini,Indonesia  sedang menghadapi "musim inflasi". Dalam kondisi seperti ini,baik pemerintah maupun BI mempunyai senjata pamungkas untuk mengendalikan inflasi dengan menggunakan instrumen kebijakan fiskal dan moneter. Tapi entah kenapa senjata pamungkas tersebut tidak terlalu efektif untuk mengendalikan inflasi.

Kalau dari sisi instrumen moneter, BI cukup sigap untuk mengendalikan inflasi yang antara lain sudah sering kita ketahui, BI menggunakan instrumen moneter dengan menaikkan suku bunga acuan, dan tentu ada instrumen lain yang dapat digunakan berupa pengaturan.

Namun jika kita perhatikan dari tugas pemerintah,terkesan kurang optimal untuk melaksanakan pengendalian inflasi, ketika harga-harga barang naik secara tajam. Operasi pasar (OP) yang sering kita lihat, dampaknya nyaris tidak terasakan untuk mampu mengendalikan inflasi. Sesudah melalui OP dengan tingkat keberhasilan yang rendah.

Melakukan impor pun pemerintah juga terkesan gamang karena takut disalahkan oleh para pemangku kepentingan, padahal impor adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk menjamin stabilitas pasokan. Masalahnya saat ini harga barang impor juga mahal karena nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Apa betul pasar barang kebutuhan  pokok di dalam negeri bersifat oligopolis atau terjadi kartel sehingga mereka sangat berkuasa mengendalikan pasar. Terhadap adanya fenomena ini, pemerintah tidak pernah mempunyai sikap yang tegas melawan praktek oligopoli dan kartel, kalau memang terbukti ada.

Posisinya cenderung ambigu, sehingga masyarakat menduga-duga ada praktek "persekongkolan" antara pelaku pasar dan pemegang otoritas di lingkungan pemerintah. Dengan adanya gejala seperti itu, maka masih adakah kekuatan pemerintah untuk menjadi juru selamat ketika mekanisme pasar tidak mampu bekerja penuh seperti teorinya. Jawabannya hanya ada satu, yaitu lakukan intervensi, dan tegakan hukum persaingan tidak sehat agar inflasi tetap dapat dikendalikan.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…