EKONOMI AS MENGUAT, THE FED SIAP NAIKKAN SUKU BUNGA - DPR Ingatkan Pemerintah Soal Rupiah

Jakarta – Di tengah makin dalamnya kemerosotan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS belakangan ini, Ketua DPR-RI Setya Novanto mengingatkan pemerintah supaya berhati-hati menghadapi fenomena tersebut. Sementara Bank Indonesia menyatakan pelemahan rupiah pekan lalu itu disebabkan oleh sentimen eksternal.

NERACA.

"Soal rupiah ini kita memang harus hati-hati. Kita harapkan pemerintah bisa terus memantau apalagi dalam situasi seperti ini. Situasi menghadapi puasa dan hari raya dan tentu ini akan menjadi persoalan," ujar Novanto di DPR, Jakarta, akhir pekan lalu seperti dikutip Antara.

Dia meyakini, pemerintah dapat mengantisipasi terjadi pelemahan rupiah secara terus menerus. Dan saya percaya presiden dan pemerintah turun dan melakukan evaluasi. Disamping itu, program pemerintah diharapkan bisa berjalan dan aktif betul mengevaluasi harga barang pokok menyangkut produksi.

Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (5/6) bergerak menguat tipis sebesar satu poin menjadi Rp13.280 dibandingkan posisi sehari sebelumnya di posisi Rp13.281 per US$.

Secara terpisah, Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah menyatakan kurs rupiah yang terus melemah dalam tiga hari terakhir merupakan akibat sentimen eksternal.

"Memang beberapa hari ini, sentimen agak memburuk karena pengaruh dari antara lain pernyataan dari bank sentral AS dan negosiasi yang tidak begitu menggembirakan mengenai utang Yunani. Ini yang mendorong rupiah agak tertekan," ujarnya di Jakarta, Jumat (5/6).

Berdasarkan data kurs referensi JISDOR Bank Indonesia, rupiah mencapai Rp13.288 per US$ pada Jumat, meningkat dibandingkan dua hari sebelumnya Rp13.196 per dolar AS.

"(Pelemahan rupiah) ditambah juga memang akibat menjelang akhir bulan Mei yang lalu, kebutuhan valas agak naik karena untuk kebutuhan membayar utang," ujar Halim.

Halim mengatakan, saat ini seluruh dunia memang sedang memantau isu-isu terutama yang terkait dengan kemungkinan dinaikkannya suku bunga oleh The Fed.

"Kalau kita lihat faktor-faktor fundamental ekonomi AS terus menunjukkan perbaikan dan yang agak kami pantau terus adalah adanya kecenderungan tingkat upah di AS yang sudah mulai naik," ujarnya.

Menurut dia, meningkatnya tingkat upah di AS lebih cepat dibandingkan tahun lalu. Apabila tingkat upah sudah mulai naik, lanjutnya, biasanya inflasi di AS juga cenderung ikut naik. "Kalau inflasi cenderung naik, The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga. Ini sedang kami tunggu," ujar Halim.

Sementara itu, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures  Ariston Tjendra  mengatakan, berita mengenai Yunani yang akan melakukan penundaan pembayaran utang ke lembaga dana moneter internasional (IMF) membuat kekhawatiran di pasar keuangan global, termasuk Indonesia.

"Faktor itu membuat penguatan rupiah terhadap dolar AS cenderung tertahan," ujarnya.

Menurut dia, mata uang dolar AS berpotensi kembali bergerak menguat terhadap rupiah ke depan seiring dengan data penggajian  non pertanian Amerika Serikat versi pemerintah diprediksi meningkat. Data itu biasanya akan menjadi penggerak pasar keuangan AS karena terkait dengan potensi kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate).

Jangan Tergiur

President Director Center for Banking Crisis Achmad Deni Daruri mengatakan, perekonomian Indonesia dapat diibaratkan sebagai mobil. Jika mobilnya bagus maka kecepatan optium dapat tercapai asalkan jalannya bagus. Turbulensi perekonomian dunia dapat dianalogikan dengan buruknya jalan, misalnya jalannya berlumpur.

"Dalam kondisi jalan yang berlumpur maka diperlukan mobil yang dapat berjalan dijalan berlumpur sekalipun jalannya pasti terseok-seok ketimbang berhenti total," katanya dalam siaran persnya pekan lalu.   

Menurut Deni,  dalam konteks perekonomian maka perencana perekonomian Indonesia harus menyiapkan perekonomian Indonesia yang bisa berjalan pada jalan yang “berlumpur”. 

Masalahnya, dengan kondisi "mobil" yang ada sekarang apakah kita bisa berjalan melewati lumpur? Kekhawatiran ini beralasan mengingat pertumbuhan ekonomi nasional terus memperlihatkan tren yang terus menurun. 

Sebelumnya diberitakan sebuah lembaga rating asing yang telah memberikan sinyal kondisi perekonomian Indonesia secara relatif baik ke arah investment grade. 

Masalahnya, menurut Deni, pada krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu, semua lembaga rating asing kompak mengatakan perekonomian Indonesia juga bagus. Namun terbukti penilaian mereka menyesatkan ketika turbulensi perekonomian menghadang. Bisa jadi penilaian lembaga asing merupakan perangkap agar Indonesia terus berleha-leha sekalipun pertumbuhan ekonomi terus turun sehingga krisis moneter terjadi di indonesia pada 1998. .

Terkait dengan posisi cadangan devisa, BI mengumumkan pada akhir Mei 2015 tercatat US$110,8 miliar, turun dibanding posisi akhir April yang sebesar  US$110,9 miliar.

"Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya," sebut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara, dalam siaran pers Jumat (5/6).  

Meski demikian, menurut dia, penerimaan devisa dari penerbitan sukuk global pemerintah mampu menahan penurunan lebih lanjut. Cadangan devisa pada akhir Mei ini  masih cukup untuk membiayai 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional 3 bulan impor. bari/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…