NERACA

Pandeglang - Pengamat dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Banten Raya Hendriyana, MSi menyatakan pemerintah harus menjamin beras plastik atau sintetis tidak akan beradar di pasaran.

"Jaminan itu penting agar masyarakat tidak resah. Sekarang keresahan masih ada di masyarakat karena masalah tersebut terkesan simpang siur," katanya di Pandeglang, Kamis (4/6).

Dia menyatakan walapun ada pihak yang menyatakan beras plastik tidak ada dan hanya isu, tapi juga ada pihak lain yang membenarkan kalau temuan di Bekasi itu positif beras plastik.

"Kedua pendapat ini disajikan pada masyarakat, ini membingungkan, apalagi versi berbeda itu disampaikan oleh lembaga yang kompeten," ujar Hendri.

Hendri mengatakan pemerintan tidak perlu menutupi kenyataan. Kelau memang ada harus dikatakan itu ada, tapi kemudian dikeluarkan jaminan pada masyarakat kalau kejadian serupa tidak akan terjadi lagi.

"Saya kira lebih bijak seperti itu. Kalau memang ada, bilang 'ada', lantas beri jaminan kasus yang sama tidak akan terjadi lagi. Dengan seperti itu masyarakat akan tenang," ungkap dia.

Dia memberikan apresiasi kepada langkah beberapa pihak, termasuk pemerintah daerah di seluruh Indonesia yang langsung menanggapi masalah itu dengan melakukan sidak pada pedang beras di pasar setempat.

"Yang saya baca di media, di semua daerah, termasuk di Banten, tidak ada temuan penjualan beras sintetis itu, artinya memang aman, jadi tinggal ada jaminan saja," ujarnya.

Menurut dia, beras merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia, jadi sensitif, maka masalahanya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.

"Ini menjadi pembicaraan, bahkan sampai ke perkampungan. Tidak bisa hanya diredam dengan pernyataan 'ini hanya isu', apalagi ada juga yang menyatakan memang ada," tandas Hendri. Ant