Industri Kayu dan Mebel - AMKRI Targetkan Ekspor Furnitur Rotan Naik 30%

NERACA

Jakarta - Pelaku industri kayu dan mebel dalam negeri optimistis, nilai ekspor produk furnitur Indonesia bisa mencapai US$ 5 miliar dalam lima tahun mendatang. Ketua Umum Demisioner Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Soenoto menuturkan, nilai ekspor produk furnitur nasional tahun ini diproyeksikan mencapai US$ 1,7 miliar. Sedangkan, nilai perdagangan furnitur dunia tahun 2014 naik menjadi US$ 111 miliar dibandingkan tahun sebelumnya  yang mencapai US$ 107 miliar.

“Tahun ini, ekspor furnitur rotan diprediksi bisa naik 20-30% dibandingkan tahun 2014,” kata Soenoto saat acara Musyawarah AMKRI 2015 ke 4 dengan tema Membangun Organisasi yang Kuat, Mandiri dan Bersih di Jakarta, Rabu (3/6).

Saat ini pasar furnitur dunia masih didominasi China. Adapun Malaysia dan Vietnam masuk dalam jajaran 10 pemain besar utama dunia. Sementara itu, lanjut Soenoto, nilai ekspor furnitur berbasis rotan tahun 2014 diprediksi mencapai US$ 202 juta atau melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun 2011 yang senilai US$ 117 juta.

Soenoto mengatakan, kebijakan pemerintah menutup ekspor rotan sangat membantu pelaku industri furnitur di dalam negeri. Bahkan, kebijakan itu bisa dibilang sebagai undangan bagi investor asing untuk masuk membangun industri furnitur di Indonesia.

Saat ini, beberapa investor asing sudah mulai membangun fasilitas produksi furnitur rotan di dalam negeri. “Dari Jepang, Jerman, dan Taiwan. Jadinya, kita juga bisa mendapat kesempatan untuk learning process,” kata dia.

Sekjen AMKRI Abdul Sobur memaparkan, saat ini, ada sekitar 600 perusahaan anggota AMKRI yang aktif berproduksi. Dari total jumlah tersebut, sekitar 70 persen masuk kategori perusahaan menengah ke bawah. Sedangkan, sisanya perusaahaan besar.

“Sekitar 220 perusahaan diantaranya adalah produsen furnitur berbasis rotan. Mereka tersebar diantaranya di Cirebon, Jabodetabek, Jepara, Sukoharjo, Mamuju, dan Katingan. Pelarangan ekspor rotan mentah telah memacu pertumbuhan,” kata dia.

Dia mengatakan, jika  produk berbasis rotan bisa tumbuh 20-30 persen, maka ekspor mebel kayu diproyeksi naik 6-7 persen. “Kalau tidak krisis, ekspor furnitur rotan kita bisa melonjak 500 persen. Tahun lalu, kami hanya memprediksi tumbuh 30 persen ternyata bisa melonjak 100 persen. Itu karena ekspor bahan bakunya sudah ditutup,” kata Sobur.

Sobur memperkirakan, tahun 2013, ekspor furnitur nasional bisa tumbuh 12-13 persen.”Ekspor furnitur rotan Januari 2013 mungkin bisa mencapai US$ 20 juta. Sedangkan, total furnitur bisa US$ 400 juta selama Januari 2013,” kata Sobur.

Sementara itu, Soenoto menambahkan, industri furnitur di dalam negeri harus pandai menangkap peluang. Caranya, memproduksi barang yang spesifik dan atraktif. Saat ini, tenaga kerja langsung di industri furnitur nasional mencapai 449.246 orang. Sedangkan, yang tidak langsung diperkirakan mencapai 2 juta orang.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian menetapkan, furnitur menjadi salah satu cabang industri yang diprioritaskan pengembangannya dalam menghadapi implementasi Asean Economic Community (AEC) pada Desember 2015. Industri furnitur dinilai memiliki daya saing yang relatif lebih baik dibandingkan negara Asean lainnya. Selain itu, pengembangan industri furnitur nasional diharapkan bisa menopang pasar dalam negeri dalam menghadapi, gelombang masuknya produk sejenis dari negara Asean lainnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian tetap mendorong pengembangan industri sebagai Indonesia memiliki probabilitas menimpa produsen utama furnitur dan kerajinan di wilayah tersebut, bahkan diprediksi menjadi utama di bumi, terutama dalam mendukung produk berbasis rotan.

Kemenperin juga ingin terus memperluas ekspor dan target produksi pada furnitur dan kerajinan industri, sektor ini mampu mempromosikan ke kontribusi besar untuk keuntungan yang dikelola negara dan lapangan kerja. Selain itu, mengambil bagian dalam kaitannya dengan memperluas ekspor furnitur dan kerajinan industri, ditambah melakukan kegiatan promosi melalui pameran untuk memperkenalkan produk furnitur asal Indonesia.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…