Hindari Mafia, Bulog Mesti Punya Cadangan 10%

 

NERACA

 

Jakarta – Mafia beras disebut-sebut akan bermain dalam mengendalikan harga beras di pasaran. Namun begitu, Pengamat Ekonomi dari Indef Enny Sri Hartati menilai untuk menghindari peran mafia beras dalam mengatur harga maka Perum Bulog mesti mempunyai stok beras sebesar 10% dari total kebutuhan nasional. Ia mengatakan, bila total beras 45 juta ton, maka yang harus dipersiapkan untuk menghindari mafia beras, Bulog harus mempersiapkan sekitar 4,5 juta ton belum ditambah dengan total jumlah raskin. "10 persen itu 4,5 juta ton. Itu belum termasuk raskin. Cadangan ditambah raskin lebih dari 1,6 juta ton, idealnya lima juta ton benar-benar tidak ada ruang untuk melakukan spekulasi," kata Enny, di Jakarta, Senin (1/6).

Menurutnya, dengan adanya kelebihan 10 persen dari stok beras, bisa mengurangi spekulan yang hendak beraksi. Spekulan harus mengeluarkan stoknya untuk menaikkan harga beras karena bisa menyebabkan kerugian. "Ini barometer ketika Bulog mengisi cadangan 10 persen, para pelaku pasar tidak berani mengambil keuntungan abnormal, kalau itu terjadi bisa menimbulkan ketenangan," jelas dia.

Sementara itu, Direktur Pelayanan Publik Bulog Lely Pelitasari mengakui bahwa penyerapan beras nasional yang menjadi kewajiban perusahaan saat ini sangat rendah. Setiap tahun, rata-rata Bulog hanya mengambil beras 5,75 persen dari total produksi nasional. "Bahkan penyerapan terendah terjadi pada 1998 yang hanya 0,8 persen," ujar

Tahun ini saja, Bulog hanya menargetkan penyerapan beras sebanyak 2,75 juta ton. Padahal produksi beras nasional tahun ini diperkirakan mencapai 45 juta ton. Sedangkan 94,25 persen beras dikuasai pengusaha beras swasta. Penyerapan Bulog yang rendah itu pun setelah mendapat kucuran dana penanaman modal negara dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 sebesar Rp 3 triliun.

Rendahnya penyerapan ini diakui Lely. Namun dia mengklaim capaian ini sejalan dengan kewajiban Bulog yang membeli kelebihan beras dari petani. Padaha, salah satu peran Bulog sebagai perusahaan pelat merah adalah stabilisator harga. Peran ini diperkuat dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015.

Lebij jauh lagi, Lely memastikan bahwa saat ini stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan enam bulan ke depan. Bahkan, stok beras yang dimiliki Bulog bisa untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam. “Posisi stok yang ada di Bulog aman untuk enam bulan ke depan. Ini sudah menjadi tugas Bulog (jaga pasokan beras-red),” ujar Lely.

Sementara itu, untuk mengantisipasi lonjakan harga beras saat puasa dan lebaran, Bulog bakal melakukan operasi pasar. Namun, Bulog tidak memiliki kewenangan penuh untuk memutuskannya. Operasi pasar, sambung Lely, bakal dilakukan Bulog bila sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Sebab, Bulog Bulog full operator pemerintah. “Semua operasi pasar harus mendapatkan perintah dari pemerintah dan instansi terkait. Kalau mau operasi pasar tunggu (izin-red) Kemendag,” pungkas wanita berkerudung ini.

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…