Tingkatkan Nilai Tambah Produk Primer - Pabrik Smelter Nikel di Sulteng Mulai Beroperasi

NERACA

Jakarta – Pemerintah terus mendorong dunia usaha untuk dapat meningkatkan nilai tambah bagi produk-produk primer sehingga diharapkan mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat lokal. Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam laporannya pada acara peresmian Pabrik Nikel Pig Iron PT. Sulawesi Mining Investment di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (29/5).

Beroperasinya pabrik smelter nikel ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dengan didampingi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala BPKM Franky Sibarani, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Aladin Djanggola, Bupati Morowali Anwar Hafid, serta disaksikan para pimpinan PT. Sulawesi Mining Investment.

Pada kesempatan tersebut, Menperin melaporkan perkembangan pembangunan industri Nikel Pig Iron yang terintregrasi ini, dimana pembangunan tahap 1 akan memiliki kapasitas 300.000 ton per tahun dengan nilai investasi sebesar USD 635,57 juta dan didukung PLTU berkapasitas 2x65 MW.

“Pembangunan pabrik ini akan dilanjutkan pada pembangunan pabrik tahap ke-2 yang memiliki kapasitas 600.000 ton dan dukungan PLTU sebesar 2x150 MW. Diperkirakan selesai bulan Desember tahun 2015 dengan nilai investasi sebesar USD 1,04 miliar,” papar Menperin. Pada saat ini, nilai investasi secara keseluruhan sebesar USD 2 miliar dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.000 orang.

Selanjutnya, pembangunan pabrik tahap ke-3 akan ditargetkan memiliki kapasitas 300.000 ton dan dukungan PLTU sebesar 300 MW, yang rencananya selesai pada akhir tahun 2017 dengan nilai investasi sebesar USD 820 juta. “Sehingga secara total, keseluruhan kapasitas industri Nikel Pig Iron di Kabupaten Morowali akan mencapai 1,2 juta ton per tahun dengan didukung PLTU sebesar 730 MW,” tegas Menperin. 

Selain itu, dilakukan pula pembangunan industri stainless steel dengan kapasitas sebesar 2 juta ton, yang diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2017 sejalan dengan pembangunan industri Stainless Steel Cold Rolled Coils (CRC) yang memiliki kapasitas 600.000 ton per tahun serta industri Stainless Steel Hot Rolled Coils (HRC).

“Diharapkan keberadaan industri-industri yang dimaksud dapat terus berdiri dan akan berkembangnya industri-industri turunan dari industri stainless steel tersebut, yang diperkirakan berjumlah 60 perusahaan industri baru,” kata Menperin. Pembangunan industri-industri tersebut memerlukan investasi sebesar USD 5,61 miliar.

“Kementerian Perindustrian telah memberikan  dukungan dan fasilitas berupa pembangunan Politeknik Industri Berbasis Nikel, pembangunan Pusat Inovasi Industri berbasis Nikel, Pembangunan Kawasan Industri dan memfasilitasi usulan kepada Kementerian Keuangan agar PT. Sulawesi Mining Investment ini dapat memperoleh fasilitas Tax Holiday,” tegas Menperin.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan, pembangunan industri harus diarahkan untuk meningkatkan daya saing. “Keunggulan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia pada saat ini masih terbatas pada potensi sumber daya alam, oleh karena itu saya sangat menyambut baik atas prakarsa dari PT. Sulawesi Mining Investment yang bekerjasama dengan pihak Tiongkok untuk mengolah sumber daya alam nikel menjadi barang-barang industri hilirnya”.

Presiden juga mengharapkan, di lokasi pembangunan pabrik tersebut dapat menjadi Kawasan Industri yang terpadu dan Kota Industri Baru yang Modern. “Namun perlu saya ingatkan, agar pembangunan industri seperti ini jangan sampai menghilangkan kearifan dan budaya lokal,” harapnya.

Peran pemerintah dalam menyiapkan sarana dan prasarana bagi pembangunan industri hendaknya menjadi perhatian semua kementerian agar proses percepatan pembangunan industri dan hilirisasi dapat berjalan dengan baik.

“Oleh karena itu, saya menginstruksikan kepada para Menteri terkait untuk saling berkoordinasi dalam rangka membangun industri terutama industri yang memanfaatkan sumber daya alam seperti di Kabupaten Morowali ini,” tegas Presiden.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…