Sektor Wisata Mampu Tingkatkan Cadev

 

NERACA

 

Jakarta - Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Group Research Gundy Cahyadi mengatakan pemerintah Indonesia dapat mendorong pendapatan dari sektor pariwisata untuk memperluas cadangan devisa sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kalau memang pariwisata 'tourism' ini terus dipromosikan, dan diperbaiki bisa membuat cadangan devisa lebih tinggi," katanya dalam diskusi "Analisis India vs Indonesia sejak Taper Tantrums 2013", di Jakarta, Rabu (28/5).

Ia mengatakan pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang penting namun belum optimal Jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia belum mengoptimalkan potensi pariwisata. "Di Thailand, pariwisata 'tourism' 10 persen dari produk domestik bruto sedangkan Indonesia 3-4 persen," ujarnya.

Sebelumnya, ia mengatakan rasio cadangan devisa terhadap utang luar negeri masih rendah sebesar 30 persen sehingga Indonesia masih rentan dengan sentimen negatif di pasar finansial dengan adanya arus modal keluar jika dibandingkan negara-negara lain dengan peringkat utang yang sama. "Semakin dekat ke nol ini semakin buruk. Dan Indonesia dibilang 3 terburuk dibanding negara-negara lain," ujarnya.

Untuk itu, ia mengatakan cadangan devisa Indonesia perlu diperluas untuk mengantisipasi risiko arus modal keluar atau "capital outflow" dari pasar finansial domestik. "Cadangan devisa terhadap utang luar negeri secara total hanya 0,3 atau 30 persen. Itu angka relatif rendah sekali dibandingkan negara lain," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan utang luar negeri jangka pendek tetap stabil di sekitar 45 miliar dolar AS sejak 2013, yang berarti cadangan devisa dapat membiayai lebih dari 200 persen kewajiban utang eksternal jangka pendek.

Jika dibandingkan dengan rasio cadangan devisa terhadap pembayaran utang luar negeri jangka pendek Filipina sebesar 500 persen, Indonesia masih tertinggal. "Filipina sekarang super star, karena cadangan devisanya lima kali lipat. Risikonya kecil. Jadi kalau ada gejolak 'financial market', mereka tidak takut. Beda kalau di indonesia. Mereka (investor) prihatin cukup tidak cadangan devisanya," tuturnya.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional juga mencatat bahwa potensi pariwisata kepulauan di Indonesia mencapai Rp4.000 triliun karena Indonesia memiliki 17.504 pulau, dengan 13.466 pulau telah memiliki nama dan terdaftar di PBB, dan 11.799 atau 87,64 persen di antaranya tidak berpenduduk. Artinya, pembangunan sektor pariwisata di pulau-pulau kecil tersebut mampu menjadi masa depan pariwisata Indonesia.

Saat ini, Malaysia memiliki pariwisata dengan nilai pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Malaysia mencapai 9,6 persen. Angka ini meningkat dari angka 20,9 juta Wisman pada 2013 menjadi 22,9 juta Wisman pada 2014.

Sementara Indonesia pada 2014 hanya mencatatkan angka kunjungan wisman sebesar 9.435.411 atau tumbuh 7,2 persen dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebanyak 8.802.129 wisman. Dengan angka pertumbuhan tersebut, industri pariwisata Indonesia diprediksi akan terus tumbuh karena angka pertumbuhan Indonesia lebih tinggi dari angka rata-rata pertumbuhan pariwisata dunia sebesar 4,7 persen.

Sektor pariwisata juga baru mampu menyumbang US$ 10 miliar devisa negara, dengan total sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6 persen per tahunnya. Padahal, potensi alam Indonesia sangat besar untuk bisa dikembangkan dan menghasilkan penerimaan yang lebih besar lagi.

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…