Jasa Konstruksi - Arsitek RI Jangan Hanya Jadi Penonton di Pasar Bebas ASEAN

NERACA

Jakarta – Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Andreas Suhono mengatakan, arsitek Indonesia jangan hanya jadi penonton tetapi harus benar-benar mempersiapkan diri dalam pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun 2015. Untuk itu, ujar dia, Rancangan Undang-Undang (RUU) Arsitek yang saat ini sedang digodok juga penting untuk segera diselesaikan karena merupakan implementasi dari kebijakan ASEAN terkait jasa arsitektur.

"Pada tahun 2015 ini Indonesia akan memasuki MEA yang melahirkan konsekuensi untuk bersaing dengan arsitek asing," kata Andreas Suhono dikutip dari laman kantor berita Antara di Jakarta, Kamis (28/5).

Andreas mengungkapkan pada praktiknya sekarang terjadi beberapa ketidakadilan seperti banyak bangunan karya arsitek Indonesia yang tidak punya lisensi sehingga yang muncul adalah nama arsitek asingnya.

"Jangan sampai nanti kita hanya jadi penonton. Pada saat ini sebetulnya telah dilakukan upaya guna mendorong penyelamatan ataupun memberikan perlindungan kepada arsitek lokal, salah satunya dengan adanya asosiasi kota pusaka," katanya.

Ia berpendapat, dengan adanya UU Arsitek diharapkan akan dapat melecut rasa percaya diri arsitek Indonesia untuk dapat bersaing dengan arsitek asing.

Sebagaimana diberitakan, maraknya pembangunan ragam infrastruktur di berbagai daerah bakal menarik pengusaha jasa konstruksi asing untuk mencari proyek di Tanah Air, terlebih setelah pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.

"Indonesia akan menarik pengusaha jasa konstruksi asing datang ke Indonesia mengingat Indonesia merupakan pasar konstruksi terbesar di ASEAN, dengan kontribusi lebih dari 67 persen terhadap pasar konstruksi ASEAN," kata Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hediyanto W Husaini.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa pemerintah saat ini juga sedang giat-giatnya dalam mempercepat pembangunan infrastruktur dan sektor konstruksi juga diketahui menyumbang hingga 10 persen PDB Indonesia.

Untuk itu, ujar dia, peningkatan kualitas sumber daya konstruksi dinilai bukan hanya program pemerintah tetapi juga penting dalam menghadapi persaingan global yang tinggal di depan mata terutama di lingkup ASEAN.

"Bahkan pertumbuhan pasar konstruksi di Jakarta sendiri menempati posisi tertinggi di Asia saat ini. Tak heran potensi keuntungan yang dapat diraih dari usaha jasa konstruksi di Indonesia termasuk tertinggi di ASEAN," katanya.

Karena itu, Hediyanto juga mempertanyakan apakah Indonesia mampu mempertahankan pasar konstruksi dalam negeri. Ia mengungkapkan, pertumbuhan rata-rata tenaga kerja konstruksi di Indonesia hanya 6 persen dan tidak sebanding dengan pertumbuhan rata-rata nilai konstruksi sebesar 21 persen per tahun. "Dengan demikian masih ada gap antara pelaku dan pekerjaan konstruksi," ujarnya.

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendorong badan usaha konstruksi di berbagai daerah di Tanah Air agar dapat menjadi spesialis di bidang tertentu guna meningkatkan daya saing global.

"Pemerintah akan mendorong badan usaha jasa konstruksi yang saat ini mencapai 114.000 badan usaha agar semakin banyak yang spesialis di bidang tertentu," kata Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yusid Toyib, dilansir laman yang sama.

Dengan demikian, menurut Yusid, badan usaha konstruksi nasional akan lebih kompetitif dan mampu bersaing di kancah internasional. Selain itu, ujar dia, pemerintah juga akan melindungi industri konstruksi di Indonesia terkait segera diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015 dengan cara menerapkan peraturan bagi badan usaha jasa konstruksi asing yang bekerja di Indonesia.

Pemerintah juga akan gencar menyebarkan informasi mengenai pelatihan dan sertifikasi melalui asosiasi dan pemerintah daerah sehingga lebih cepat sampai kepada masyarakat. "Selain itu kerjasama sertifikasi juga dilakukan melalui Perguruan Tinggi dan SMK," katanya.

Sejumlah langkah itu diharapkan dapat menciptakan tidak hanya tenaga kerja terampil yang siap bekerja namun tenaga ahli.

Sebelumnya, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) ingin pihak perbankan dan lembaga pendidikan di berbagai daerah di Tanah Air dapat dilibatkan guna memperkuat sektor konstruksi nasional menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Dorong agar sektor lainnya ikut membantu peningkatan 'capacity building' sektor konstruksi misalnya perbankan dan pendidikan," kata Sekretaris Jenderal Gapensi Andi Rukman Karumpa di Jakarta, Selasa (19/5).

Menurut Andi Rukman, kedua sektor tersebut, yaitu perbankan dan lembaga pendidikan, dinilai sangat berperan dalam meningkatkan kapasitas usaha konstruksi.

Gapensi mengapresiasi upaya pemerintah mendorong peningkatan kapasitas pengusaha konstruksi lokal antara lain dengan membuka peluang bagi kontraktor kualifikasi menengah untuk menggarap paket pengerjaan sebesar Rp 50 miliar. "Selama ini, paket tersebut dikerjakan oleh kontraktor berkualifikasi besar," kata Sekjen Gapensi.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…