Vietnam dan Indonesia "Berlayar" untuk Berkembang Bersama

Oleh: Mohammad Anthoni

Vietnam dan Indonesia sebagai dua negara tetangga yang menjalin hubungan baik di berbagai bidang dan sesama anggota ASEAN "berlayar mengarungi samudera" menuju masa depan yang lebih cerah untuk mencapai keberhasilan lagi bagi keuntungan rakyatnya.

Semangat untuk tumbuh kembang bersama tercermin dalam sebuah logo yang didesain oleh Nguyen Duc Toan dari Hanoi sebagai pemenang lomba logo tahun 2014.

Kedutaan Besar Indonesia di Hanoi menyelenggarakan lomba logo tersebut untuk menyambut ulang tahun ke-60 hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 2015.

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Vietnam telah diprakarsai sejak 1955 dan terus mengalami penguatan.

Kedua negara, yang menandatangani Perjanjian Persahabtan dan Kemitraan Strategis pada 2013 dan Rencana Aksi Kemitraan Strategis 2012-2015 pada tahun 2011, telah menetapkan target perdagangan bilateral sebesar 5 miliar dolar AS.

Para pemimpin Vietnam dan Indonesia kemudian sepakat mempercepat implementasi rencana aksi mereka untuk meningkatkan Kemitraan Strategis Vietnam-Indonesia pada periode 2014-2018 dan juga menempa hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi.

Target di sektor perdagangan keduanya telah dibuat. Angka yang telah dipatok sebesar 10 miliar dolar AS pada 2018 bukan perkara mudah untuk mencapainya mengingat nilai perdagangan kedua negara itu tercatat 5,4 miliar dolar tahun 2014.

Penetapan target tersebut tentu saja mempertimbangkan lingkungan keamanan dan strategis regional yang berubah dan bergerak cepat.

Di tengah-tengah ekonomi dunia yang mengalami pemulihan lambat, selama lima bulan pertama tahun 2015 pemerintah Vietnam mengeluarkan keputusan-keputusan penting yang menjadi panduan bagi para menteri hingga ke jajaran di level bawah dan para pimpinan di daerah.

Prestasi-prestasinya antara lain stabilitas makroekonomi dijaga, pertumbuhan lebih tinggi dari yang diperkirakan, GDP kuartal pertama tahun 2015 mencapai 6,03 persen, melampaui perkiraan dan lebih tinggi 5,06 persen dari yang dicapai pada 2014, inflasi terendah selama bertahun-tahun (0,04 persen dalam empat bulan pertama tahun 2015); pertumbuhan ekspor yang memuaskan dengan mencapai 50,1 miliar dolar AS (naik 8,2 persen).

Pasar uang di dalam negeri stabil, ditunjukkan dengan likuiditas sistem perbankan dijamin, tingkat bunga dan pinjaman menurun yang memungkinkan perusahaan-perusahaan dapat memperluas bisnis produksi, pertumbuhan kredit dalam empat bulan pertama tahun 2015 mencapai 2,78 persen, tingkat tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Pasar juga secara perlahan pulih. Pasar saham menjadi lebih menarik, pasar real estat berkembang, volume transaksi di Hanoi dan Ho Chi Minh City meningkat tiga kali lipat melebihi apa yang dicapai selama kurun waktu yang sama selama 2014.

Apa yang dicapai oleh Vietnam selama kurun waktu itu mendapat apresiasi dari pakar dan berbagai institusi seperti World Bank, IMF, ADB dan HSBC dan menumbuhkan kepercayaan terhadap prospek cerah ekonomi negara itu di masa depan.

Ekonomi Vietnam dalam waktu singkat akan terus stabil dan tumbuh karena pemerintahnya berusaha mengatasi berbagai hambatan yang masih ada dan merestruktur ekonomi agar dapat berkembang lestari untuk jangka waktu panjang.

Organisasi-organisasi keuangan seperti WB, IMF, ADB dan HSBC memperkirakan pertumbuhan GDP Vietnam pada 2015 mencapai 6 persen, pada 2016 (6,2 persen) dan pada 2017 (6,5 persen).

Peluang bagi Indonesia

Memperhatikan prospek ekonomi Vietnam yang menjanjikan itu, Indonesia dapat memanfaatkan peluang-peluang usaha yang ada misalnya di sektor perdagangan makanan laut. Vietnam ingin meningkatkan impor produk-produk perikanan dari Indonesia.

Berdasarkan data dari Departemen Umum Bea dan Cukai Vietnam, total nilai perdagangan bilateral antara Vietnam dan Indonesia pada 2014 di sektor produk makanan laut sebesar 49,3 juta dolar AS, meningkat 71,91 persen dibandingkan tahun 2013. Ekspor Vietnam mencapai 5,3 miliar dolar dan ekspor Indonesia senilai 43,9 juta dolar.

Pada tahun 2014, ekspor beras dari Vietnam ke Indonesia mencapai 327.648 juta ton (atau naik 170.795 juta ton pada 2013) dengan total nilai tercatat 150,6 juta dolar (naik 64,93 persen) dibandingkan tahun 2013.

Hanya dalam kurun waktu empat bulan pertama tahun 2015, Vietnam mengekspor produk makanan laut ke Indonesia senilai 0,8 juta dolar sementara ekspor Indonesia memperoleh 8,9 juta dolar.

Total nilai selama empat bulan pertama tahun 2015 menurun 50,03 persen dibanding periode yang sama pada 2014.

Selama periode itu, ekspor beras dari Vietnam mencapai 4,850 juta ton (naik 3,45 juta ton) dengan nilai total mencapai 1,9 juta dolar atau mengalami kenaikan 167,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014.

Di sektor bisnis makanan laut khususnya, peluang terbuka luas karena Vietnam tertarik membeli udang, rumput laut, kepiting dan ikan hias dari Indonesia.

Lalu pertanyaannya adalah mampukah Indonesia memenuhi kebutuhan Vietnam tersebut? Tampaknya Indonesia belum bisa memenuhi permintaan tersebut karena berbagai kendala.

Hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi antara Vietnam dan Indonesia yang berhasil dapat menjadi suatu proyek percontohan dan berimbas ke kawasan. Hal itu dapat membantu menciptakan kemitraan-kemitraan strategis bilateral antara para anggota ASEAN.

Kenyataannya kemitraan yang telah dijalin Indonesia dan Vietnam memberikan sumbangan positif bagi peningkatan hubungan dan kerja sama kedua negara tetangga itu dan deviden bagi kawasan. (Ant)

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…