Butuh modal untuk melunasi utang, perusahaan tekstil dan pertambangan umum PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX) memilih mencari pendaan di pasar modal dengan rencana menerbitkan saham tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD) senilai Rp 1,14 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Astiya, Sekretaris Perusahaan HDTX, penerbitan saham baru atau rights issue merupakan langkah perseroan untuk mengonversi utang kepada sejumlah kreditur,”Perkiraan periode pelaksanaan penerbitan saham baru tanpa HMETD pada kuartal III 2015," ujarnya
Perusahaan berniat menerbitkan 2,06 miliar saham baru. Harga pelaksanaan di banderol sebesar Rp 554,6 per saham. Saham-saham baru ini akan diberikan kepada tiga kreditur. Mereka adalah Gold Gazelle Profits, Lucky Heights Resources Limited, dan Ortega Management Limited. Ketiganya berbasis di British Virgin Island. Perseroan akan menerbitkan 707,07 juta bagi Gazelle, sebanyak 1 miliar saham untuk Lucky, dan 361,78 juta saham untuk Ortega.
Private placement ini memiliki efek dilusi mencapai 57,45%. Setelah aksi korporasi tersebut, Gazelle akan mengempit 19,63% saham Panasia Indo Resources. Lucky akan memiliki 27,77% dan Ortega sebesar 10,05%. Di saat yang sama, jumlah saham pemilik lama HDTX akan berkurang. PT Panasia Synthetic Abadi yang awalnya menguasai 44,76% menjadi hanya 19,05%. Kemudian, Mercury Capital International Inc dari 22,85% menjadi 9,72% dan Prime Invesco Limited dari 22,3% menjadi hanya 9,49%.
Kepemilikan publik pun akan menyusut dari 10,09% menjadi tinggal 4,29%. Dengan demikian, setelah aksi ini, Lucky akan menjadi pemilik saham terbesar HDTX. Namun, Astiya bilang, tidak ada perubahan pengendali atas saham perseroan.
Sebagai tambahan informasi, Panasia memiliki perjanjian utang dengan Gazelle senilai US$ 30 juta pada 20 Februari 2013. Pinjaman ini jatuh tempo pada 20 Februari 2014 dan dikenakan bunga SIBOR+0,25%. Kemudian, dari Lucky, perseroan mengantongi pinjaman sebesar US$ 43,5 juta untuk modal kerja.
Masa jatuh tempo pinjaman yang ditarik pada 7 November 2013 dan diamandemen pada 10 Juli 2014 ini adalah 7 Desember 2016. Adapun, saldo utang perseroan per 31 Desember 2014 sebesar US$ 42,43 juta. Kepada Ortega, HDTX memiliki sangkutan utang senilai US$ 87,78 juta. Ketiga kreditur ini sepakat untuk menukarkan utangnya dengan saham HDTX. Demi melancarkan rencana ini, perseroan akan meminta restu pemegang saham pada 26 Juni 2015 mendatang.
Hyundai Capital Inc resmi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) perusahaan pembiayaan PT Paramitra Multifinance setelah membeli 300 juta lembar saham…
Sepanjang Ramadan dan Indulfitri 1445 H kemarin, Telkomsel mencatatkan peningkatan trafik internet mencapai 12.87% dibandingkan hari biasa 2024 atau 15.08%…
Aksi korporasi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) melakukan tender offer untuk memuluskan rencana go private kembali molor. Hal ini seiring…
Hyundai Capital Inc resmi menjadi pemegang saham pengendali (PSP) perusahaan pembiayaan PT Paramitra Multifinance setelah membeli 300 juta lembar saham…
Sepanjang Ramadan dan Indulfitri 1445 H kemarin, Telkomsel mencatatkan peningkatan trafik internet mencapai 12.87% dibandingkan hari biasa 2024 atau 15.08%…
Aksi korporasi PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) melakukan tender offer untuk memuluskan rencana go private kembali molor. Hal ini seiring…