Lesunya harga batu bara memaksa perusahan tambang harus menelan pil pahit dengan mencatatkan penjualan yang anjlok seiring permintaan pasar yang menurun. Kondisi ini juga dialami PT Exploitasi Energi Tbk (CNKO) yang menderita rugi sebesar Rp48,28 miliar hingga Maret 2015, usai meraih laba bersih Rp9,15 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pendapatan usaha turun jadi Rp141,72 miliar dari pendapatan usaha tahun sebelumnya yang sebesar Rp393,19 miliar. Beban pokok pendapatan turun jadi Rp143,62 miliar dari beban pokok tahun sebelumnya yang sebesar Rp327,24 miliar. Rugi kotor yang diderita perusahaan Rp1,90 miliar usai meraih laba kotor menjadi Rp65,95 miliar, dan beban usaha turun jadi Rp33,36 miliar dari beban usaha tahun sebelumnya Rp36,76 miliar.

Rugi usaha yang dibukukan perseroan Rp35,26 miliar usai meraih laba usaha tahun sebelumnya yang sebesar Rp29,18 miliar. Beban lain-lain naik jadi Rp34,82 miliar dari beban lain-lain tahun sebelumnya Rp18,42 miliar. Rugi sebelum pajak yang diderita perusahaan Rp70,08 miliar dibandingkan laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang sebesar Rp10,75 miliar. Jumlah aset per Maret 2015 naik jadi Rp5,62 triliun dari jumlah Desember 2014 yang sebesar Rp5,51 triliun.

Sepanjang periode tahun buku 2014, perseroan juga mencatatkan kerugian hingga Rp97,44 miliar, sementara di tahun sebelumnya perseroan mencatat laba sebesar Rp83,31 miliar. Selain itu, rugi per saham dasar dan dilusian yang dibukukan pada tahun 2014 yakni sebesar Rp10,88 per saham dari sebelumnya laba per saham dasar sebesar Rp9,53 per saham. (bani)