Laba Tower Bersama Terkoreksi 39,2%

NERACA

Jakarta – Kuartal pertama tahun ini, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mengantongi laba bersih Rp 319,8 miliar atau turun 39,2% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp 526,6 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (25/5).

Disebutkan, pendapatan TBIG naik 5,9% year on year (yoy) menjadi Rp 827,33 miliar dari sebelumnya Rp 781,23 miliar. Sementara beban pokok pendapatan turun 13,5% yoy menjadi Rp 104,22 miliar. Hal ini membuat laba kotor TBIG naik 8,5% yoy menjadi Rp 644,26 miliar.

Namun demikian, beban usaha mengalami kenaikan menjadi Rp 78,86 miliar dari sebelumnya Rp 67 miliar. Lalu beban bunga naik menjadi Rp 318,6 miliar dari sebelumnya Rp 239 miliar. Sedangkan pendapatan bunga turun menjadi Rp 1,7 miliar dari sebelumnya Rp 3,4 miliar. TBIG juga mengalami rugi selisih kurs senilai Rp 30,8 miliar, dibanding periode sama tahun sebelumnya dengan laba selisih kurs Rp 266,2 miliar.

Total aset TBIG di kuartal pertama tahun ini naik tipis menjadi Rp 22,6 triliun dari sebelumnya Rp 22 triliun. Namun, kas dan setara kas perseroan menipis menjadi Rp 695,9 miliar dari sebelumnya Rp 900,5 miliar. Selanjutnya, total liabilitas naik menjadi Rp 18,7 triliun dari sebelumnya Rp 17,9 triliun. Sedangkan total ekuitas turun menjadi Rp 3,87 triliun dari sebelumnya Rp 4,13 triliun. Akhirnya, laba bersih per saham dasar TBIG turun menjadi Rp 67,79 dari sebelumnya Rp 110,06.

Tahun ini, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk akan mengerem ekspansi tahun ini. Perusahaan penyewaan menara ini hanya akan melakukan ekspansi organik. Direktur Keuangan TBIG Helmi Yusman Santoso pernah bilang, TBIG akan menambah sekitar 2.000-3.000 tenant atau penyewaan pada tahun ini. Hal ini seiring  rencana penambahan sekitar 1.500 hingga 2.000 menara. "Untuk akuisisi, kami belum mempunyai rencana lagi," ungkapnya.

Helmi masih enggan menyebut besaran anggaran belanja modal (capex) untuk mendukung ekspansi tahun ini. Namun, setidaknya TBIG membutuhkan dana sekitar Rp 2 triliun untuk membangun hingga 2.000 menara. Perhitungannya, perseroan memerlukan dana sekitar Rp 1 miliar untuk membangun sebuah menara. TBIG akan mengandalkan kas internal dan pinjaman bank untuk mendanai  ekspansi tahun ini.

Belum lama ini, perseroan melakukan tukar guling saham saham antara anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Kata analis Mandiri Sekuritas, Ariyanto Kurniawan, saham TBIG telah naik 15% sejak pengumuman transaksi tukar guling itu. Jika transaksinya batal, maka saham TBIG pun bisa terimbas negatif,”Saham emiten menara terbesar di Indonesia tersebut akan ditransaksikan dengan nilai perusahaan per EBITDA (EV/EBITDA) sebesar 20x. Sedangkan konsensus analis yang memperkirakan transaksinya akan berlanjut, menilai EV/EBITDA TBIG di posisi 16x,”ujarnya.

Menurutnya, dengan adanya usut pembatalan transaksi itu, Ariyanto memprediksi, EBITDA TBIG akan turun sekitar 25% sampai 30%. Pada akhirnya ini bisa memicu pemberian target harga yang lebih rendah bagi TBIG. Menurutnya, target harga saham TBIG bisa terkikis 13% ke posisi Rp 8.000. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…