NERACA

Jakarta - PT Mahaka Media Tbk (ABBA) bakal menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp12 miliar. Dana capex digunakan untuk mengganti alat-alat siaran yang sudah usang,”Kita anggarkan capex Rp12 miliar di tahun ini karena banyak-banyak alat-alat siaran yang rusak," ucap Director of Corporate Affair and Corporate Secretary Mahaka Media, Agoosh Yoosran di Jakarta, kemarin.

Dia mengakui, alat-alat siaran yang ada di stasiun Jak TV sudah usang, sehingga harus diganti dengan yang baru. Agar tampilan siaran yang disiarkan Jak TV lebih fresh dan berkualitas. Dengan adanya pergantian alat, menurut Agoosh, Jak TV bisa meningkatkan rating dan share. Alhasil, pendapatan iklan dari Jak TV pun meningkat, sehingga penjualan bersih dari Mahaka Media juga mengalami pertumbuhan yang menarik.

Sampai kuartal I tahun ini, perseroan sudah merealisasikan dana capex sebesar Rp4 miliar. Dana capex akan direalisasikan dengan baik hingga kuartal yang selanjutnya. Oleh sebab itu, tahun ini manajemen menyiapkan belanja modal Rp12 miliar. Sebesar Rp4 miliar telah digunakan sepanjang kuartal I tahun ini. Adapun dana capex didapatkan, tambah dia, perseroan dapatkan dari cash internal dan pinjaman yang dari perbankan.

Tahun ini, perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp9 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp7 miliar di 2014,”Kita tingkatkan laba di tahun ini jadi Rp9 miliar, dari posisi laba Rp7 miliar di tahun lalu," kata Direktur Utama Mahaka Media, Adrian Syarkawie.

Untuk posisi penjualan sendiri, perseroan bakal meningkatkan penjualan bersih hingga sebanyak 19 persen di tahun ini, dari posisi penjualan bersih Rp318,91 miliar di tahun lalu. Terkait peningkatan laba dan penjualan tersebut, Adrian menjelaskan bahwa Mahaka Media akan berfokus kepada empat anak usaha yang dimiliki, yakni media broadcast, media luar ruang, event, dan digital. Berangkat dari hal tersebut Mahaka Media optimistis bisa mencapai target.

Seperti diketahui, Mahaka Media meraih laba sebesar Rp6,98 miliar di 2014, atau turun drastis dari posisi laba sebesar Rp31,47 miliar di 2013. Meski laba menurun tajam posisi penjualan bersih perseroan meningkat tipis jadi Rp318,91 miliar, dari posisi penjualan bersih sebesar Rp309,16 miliar di 2013.

Kemudian berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS), perseroan memutuskan untuk tidak membagi dividen tahun buku 2014 kepada para pemegang saham,”Kami tidak akan bagikan dividen di tahun ini dari hasil laba yang diraih tahun lalu," kata Adrian Syarkawie.

Dia menjelaskan, perolehan laba yang tidak dialokasikan untuk dividen tersebut dengan alasan posisi laba ditahan perseroan masih minim yakni berada di posisi Rp400 juta. Sehingga laba itu diharapkan menjadi laba ditahan guna menjalankan ekspansi bisnis untuk masa-masa yang akan datang. (bani)