Praktik Jual Beli Ijazah Dilaporkan ke Kejaksaan

 

NERACA

Jakarta –Menteri Riset Teknologi  (Menristek) dan Pendidikan Tinggi M. Nasir dalam waktu dekat siap melaporkan ke Kejaksaan dan Kepolisian untuk mengusut tuntas kasus jual beli ijazah. Pihak Kementerian pun akan mempercepat proses investigasi agar kasusnya segera dilimpahkan ke Kejaksaan setempat.

 ”Saya akan ke kejaksaan dan kepolisian untuk melaporkan kasus ini. Praktik jual beli ini sudah sangat mengkhawatirkan. Karena kita sekolah jungkir balik siang malam, eh ini ada yang tinggal bayar saja,” tegas Nasir saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke salah satu kampus yang diduga melakukan jual beli ijazah  STIE Adhy Niaga di Kota Bekasi, baru-baru ini.  

Pada kesempatan itu, Menristek Dikti  mengakui pihaknya sudah membentuk tim khusus yang menyelidiki praktik jual beli ijazah mempercepat proses investigasi. Hasil investigasi ini akan segera dilaporkan ke kejaksaan. Oknum penyedia ijazah palsu ini harus segera dipenjarakan karena sudah mencemari nama baik institusi pendidikan.

Mantan Rektor Undip itu mengatakan, proses konsultasi ke kejaksaan akan dilakukan karena pihaknya ingin para pelaku ini dipidanakan. Pelaporan ke pihak berwajib akan dilakukan segera agar bukti-bukti yang ada tidak dihilangkan oleh para pelaku. Jika kampus-kampus yang dilaporkan terbukti menjual ijazah, kampus itu akan segera ditutup dalam waktu dekat.

Meski demikian, Nasir belum mau mengungkapkan  data beberapa kampus penjual ijazah yang dikantunginya. ”Kami ingin pengumpulan bukti yang dilakukan timnya benar-benar selesai, baru diungkap ke publik,” ujarnya.

Saat melakukan Sidaknya di STIE Adhy Niaga yang berlokasi  di Bekasi Barat, Nasir mengaku menemukan kejanggalan seperti tidak ada data jumlah mahasiswa dan dosen. Dia merasa kesal sekali karena teknis administrasi sederhana seperti itu semestinya dapat disampaikan dengan mudah dan cepat.

Namun pegawai kampus itu beralasan lantaran kampus baru pindah sehingga data yang ada belum dibuat. Nasir pun mengancam akan menutup kampus tersebut. ”Kampus ini tidak benar, nanti akan saya kirim orang untuk mendalami. Saya akan kasih sanksi hingga penutupan kampus,” tegasnya.  

Selain mendatangi STIE Adhy Niaga, Nasir melanjutkan  Sidaknya ke Lembaga Manajemen Internasional Indonesia (LMII) yang berlokasi di Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, yang disebut-sebut sebagai tempat kegiatan University of Berkeley Michigan Amerika. Universitas ini menumpang di lantai dua gedung itu, dan hanya ada dua ruang, satu kantor universitas dan satu ruang kelas.

Satu-satunya pegawai yang menerima kedatangan Menristek, Muhammad menjelaskan, kampus itu dipimpin L SK dengan jumlah mahasiswa sekitar 500 orang. Di kampus ini Nasir menemukan bukti autentik ijazah palsu. Saat melihat sejumlah ijazah yang terpampang di dinding gedung, Menristek sempat tercengang saat memperhatikan salah satu ijazah secara teliti, utamanya di bagian cap Dikti (Pendidikan Tinggi) yang ditandatangani oleh Illah Sailah.

”Ini palsu. Memang ada nama direktur pembelajaran dan kemahasiswaan di Dikti yang bernama Ibu Illah, tapi saya pastikan ini ijazah palsu dan ini bukan dia. Bentuk format ijazah luar negeri itu berbeda, bukan seperti ini. Saya akan laporkan ini ke pihak berwenang ” ujar Menristek sambil memegang ijazah tersebut.  

Nasir pun kian kesal lantaran University of Berkley ini tidak memiliki izin menjalani pendidikan tinggi, izin yang ada hanya untuk kursus. Manajemen juga mengaku bekerja sama dengan University of Berkeley, Amerika. Namun, setelah dikonfirmasi tidak ada izin kerja sama tersebut. Di tempat LMII, Nasir menemukan 187 ijazah bergelar PhD yang diduga berasal dari praktik jual beli ijazah tersebut.

Ketua Yayasan Kampus STIE Adhy Niaga Adi Firdaus membantah telah menjual ijazah palsu. Dia mengklaim selama kampusnya berdiri ijazah diberikan hanya kepada mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya. Adi juga membantah kabar bahwa kampus yang memiliki dua jurusan ekonomi ini bisa menyelenggarakan wisuda selama tiga kali setahun.

Menurut Adi kepada media cetak, kampus yang dimilikinya itu hanya melakukan wisuda dua kali dalam setahun. Per setiap wisuda ada 200 mahasiswa jurusan akuntansi dan manajemen yang diwisuda. Adi juga tidak mempermasalahkan jika nanti kampus miliknya akan ditutup. Apa yang kampusnya lakukan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.

Selain itu, pihak Kementerian Ristek dan Dikti mengungkapkan, ijazah palsu yang dikeluarkan LMII yang digunakan mantan rektor SH di Universitas PGRI Nusa Tenggara Timur (NTT) merugikan mahasiswa di perguruan tinggi tersebut. Pasalnya, sekitar 2.300 ijazah yang ditandatangani mantan rektor itu pada periode Januari 2014-Mei 2015 diragukan keabsahannya. fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…