Rating Outlook Indonesia Meningkat

 

 

NERACA

Jakarta - Lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor’s (S&P), pekan ini menaikkan outlook rating Indonesia dari Stable menjadi Positive Outlook. Hal ini sekaligus mengafirmasi rating pada BB+. Perbaikan outlook ini mencerminkan kemungkinan Indonesia akan memperoleh peningkatan rating lagi dalam 12 bulan ke depan. S&P menilai bahwa saat ini faktor utama yang mendukung perubahan outlook Indonesia adalah perbaikan kerangka kebijakan yang telah berhasil meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter dan sistem keuangan.

Melalui rating action S&P, tersebut juga secara tidak langsung memperlihatkan peningkatan optimisme dunia internasional atas prospek kinerja ekonomi Indonesia. Secara lebih rinci, S&P menyatakan bahwa terdapat kemungkinan peningkatan rating Indonesia dalam 12 bulan ke depan apabila target peningkatan kualitas pengeluaran pemerintah dapat dicapai, termasuk konsistensi penerapan kebijakan harga BBM sesuai harga pasar dan pengalokasian anggaran investasi pemerintah secara efisien.

Sejauh ini, S&P menjadi satu-satunya lembaga rating dunia yang belum menaikkan peringkat Indonesia ke investment grade (BBB). Lembaga tersebut masih mempertahankan rating Indonesia di posisi BB+, sementara Fitch Rating dan Moody’s telah menaikkannya sejak 2011. S&P tercatat sempat menaikkan outlook peringkat Indonesia ke positif pada Februari 2006, namun kemudian pada Mei 2013 kembali diturunkan ke netral. Penurunan disebabkan S&P menilai momentum reformasi semakin mengecil seiring makin membesarnya anggaran subsidi BBM. 

Lembaga Penelitian Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia (LPEM UI) menilai kenaikan outlook rating Indonesia oleh Standard & Poor's (S&P) dari stable menjadi positif karena didorong oleh perbaikan manajemen fiskal yang signifikan.

Menurut Ketua LPEM UI Kadek Dian Artha, manajemen fiskal yang semula lebih menitikberatkan subsidi berubah menjadi lebih banyak ke infrastruktur ini diapresiasi oleh S&P. "Saya melihat faktor manajemen fiskal lebih banyak berkontribusi terhadap perubahan outlook rating oleh S&P," jelas Kadek Dian, akhir pekan kemarin.

Kadek membeberkan beberapa terobosan yang dilakukan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro membuahkan hasil positif kenaikan outlook ratingIndonesia tersebut. "Saya lihat kinerja Menkeu Bambang Brodjonegoro patut diapresiasi. Cukup signifikan berkontribusi terhadap perbaikan rating ini," kata dia.

Menurut Kadek, perubahan anggaran pemerintah dari semula lebih besar ke subsidi menjadi ke infrastruktur dinilai S&P positif bagi struktur pengeluaran pemerintah. Faktor lainnya adalah rendahnya rasio utang terhadap PDB.

Senada, pengamat ekonomi Universitas Atmajaya Tony Prasetyantoko juga menilai hal yang sama. Menurut dia, perbaikan outlook rating salah satunya disebabkan ekspansi pemerintah di sektor fiskal. Penolakan S&P untuk menaikkan rating Indonesia sejak 2011 berhasil didobrak dengan langkah penyehatan fiskal oleh Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro.

"Mereka beri apresiasi terhadap kebijakan pemerintah kita, melalui pengurangan anggaran subsidi dan memperbesar anggaran infrastruktur, sehingga punya ruang fiskal besar untuk ekspansi," tambah dia.

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…