Target Aperlindo di 2016 - Industri Lampu Ingin Tumbuh 10% Seiring Program Listrik 35 Ribu MW

NERACA

Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan seiring program pemerintah untuk 35.000 MW pelaku industri perlampuan dalam negeri menargetkan pertumbuhan 10% pada tahun depan seiring dengan rencana penyambungan tersebut.

Di sisi lain, John juga mengakui pertumbuhan tahun ini memang stagnan, hal tersebut disebabkan oleh daya saing produk lampu hemat energi (LHE) impor yang tidak terbendung. Setiap tahunnya Indonesia melakukan importasi lampu LHE hingga US$300 juta.

“Bea masuk lampu LHE ini 0% sehingga harganya lebih murah dibanding produk dalam negeri. Pemerintah harus segera membuat kebijakan bea masuk lampu LED agar tidak diserbu asing seperti LHE, dan agar industri dalam negeri tidak mati,” katanya di sela sela acara pembukaan pameran industri permesinan dan elektronika di Kemayoran, Jakarta (21/5).

Selama 2014, industri lampu dalam negeri hanya mampu memproduksi 20% dari total konsumsi masyarakat sebesar 320 juta unit lampu. Sedangkan 80% pasar telah dikuasai oleh produk asing, terutama dari China.

Jumlah pelanggan PLN tahun lalu yakni 48 juta, di mana 95% rumah tangga Indonesia menggunakan LHE. Ke depan, Indonesia akan beralih menggunakan LED seiring dengan rencana pemerintah mengurangi mercury, terutama pada LHE yang mengandung kadar mercury 0,05 mg/bh. “Pada 2014 pun juga mengalami hal yang sama,  kami hanya bisa memproduksi 20% dari kapasitas terpasang,” kata John.

Industri lampu juga akan semakin terjepit ketika buruh menuntut kenaikan upah 20-25% tahun depan, jika tidak ada peningkatan konsumsi lampu buatan dalam negeri. Apalagi, kata John, industri ini telah menyerap sekitar 20.000 tenaga kerja. “Produksi lampu ini masih membutuhkan tangan manusia dan walau sebagian juga dibantu oleh mesin,” katanya.

Saat ini telah ada 4 produsen lampu LED dalam negeri yang mulai memproduksi tahun ini. Di antaranya adalah PT Sinar Angkasa Rungkut, PT Panasonic Gobel Eco Solution Sales Indonesia, PT Sure Indonesia, dan PT Surya Citra Teknik Cemerlang.

John mengungkapkan ada sekitar 55 perusahaan lampu LED yang sudah memantau potensi investasi di industri lampu Indonesia. Untuk mendukung pertumbuhan tahun depan, Aperlindo pun meminta pemerinyah  membuat regulasi penggunaan lampu light emitting diode (LED) terhadap pelanggan baru tersebut.

Produk light emitting diode (LED) impor kian membanjiri pasar tanah air. Bahkan produk LED buatan luar ini mampu merajai pasar LED dalam negeri. Jhon menjelaskan, tahun lalu dari 40 juta unit kebutuhan lampu nasional, produsen dalam negri hanya mampu memasarkan 5 juta unit produk LED, sedangkan 35 juta unit pasar dikuasai oleh asing yang didominasi oleh produsen China. ”Produsen dalam negeri hanya bisa memenuhi 20% pasar LED, sedangankan 80% itu asing yang pegang," jelasnya.

Hingga awal tahun ini, terdapat beberapa perusahaan dalam negri yang masih berkontribusi meramaikan pasar LED dalam negeri yaitu PT Sinar Angkasa Rungkut. PT Honoris Industri, PT Gunawan Elektrindo, dan PT Panasonic Gobel Eco Solution Sales Indonesia.

Aperlindo memprediksi, hingga kuartal IV-2015, kebutuhan LED nasional mencapai 60 juta-80 juta unit. Dia berharap produsen LED dalam negeri mampu menggenjot produksi agar mampu bersaing dengan produk import.

Sekedar informasi, demi meningkatkan investasi langsung guna mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negri, pemerintah merivisi Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2011 menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2015 tentang fasilitas pajak penghasilan untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah. Industri LED menjadi salah satu calon yang akan mendapatkan fasilitas tax allowance atau pengurangan pajak.

Dengan aturan baru itu, Aperlindo berharap, agar produsen dalam negeri dan investor asing mulai bergairah memacu perkembangan industri LED dalam negri.

BERITA TERKAIT

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…

BERITA LAINNYA DI Industri

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

Le Minerale Favorit Konsumen Selama Ramadhan 2024

Air minum kemasan bermerek Le Minerale sukses menggeser AQUA sebagai air mineral favorit konsumen selama Ramadhan 2024. Hal tersebut tercermin…