Pendidikan Mandiri - Belajar Matematika di Kampung Matematika Laladon

Pendidikan memang menjadi tanggung jawab kita semua, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Masyarakat juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang mandiri. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan meresmikan Kampung Matematika Laladon di Ciomas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

"Itu menunjukkan bukan tidak mungkin pendidikan sebagai gerakan," ujar Anies.

Di kampung tersebut, lanjut dia, pendidikan matematika sudah menjadi gerakan.

"Masyarakat di sini berhasil menjadikan matematika sebagai hal yang menyenangkan. Kalau sudah menyenangkan, maka pelajaran itu tidak berat lagi," katanya.

Di Laladon, kegiatan belajar matematika dilakukan di hampir setiap rumah. Pengajarnya sarjana matematika dari berbagai universitas di Tanah Air. Kegiatan belajar dengan bayaran seikhlasnya yang dikelola oleh Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Seikhlasnya itu sudah berlangsung sejak 2001. Lebih dari 1.000 alumni kegiatan belajar itu ikut dalam olimpiade matematika.

"Proses pendidikan ini berlangsung tanpa memerhatikan bangunan. Jadi untuk kualitas yang tinggi tidak memerlukan biaya yang tinggi," katanya.

Pendiri KPM Seikhlasnya, Ridwan Hasan Saputra, mengatakan KPM bermula dari sebuah rumah tipe 21.

"Kampung Matematika ini adalah hasil proses panjang dari perjuangan keikhlasan," kata Ridwan.

Pada awal pendiriannya, saat masih ada patokan tarif biaya belajar, sangat sedikit anak yang mau belajar matematika. Ridwan kemudian membuat terobosan dengan menghapus patokan tarif. Dia meletakkan sebuah kotak, tempat orangtua bisa memberikan uang biaya belajar seikhlasnya.

Tahun 2007, Ridwan berhasil membawa empat anak didiknya bertanding dalam olimpiade matematika tingkat SD di India dan meraih tiga medali emas, satu perak dan satu perunggu. Sejak itu, KPM lebih dikenal oleh masyarakat.

"Awalnya, saya membentuk kampung ini di tempat lain. Tapi terlalu individualis. Akhirnya di kampung ini, karena masih ada budaya ramah tamah," kata Ridwan. 

BERITA TERKAIT

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…

BERITA LAINNYA DI

Wisuda dan Dies Natalis ke 63, Rektor Moestopo : Terapkan Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship Dalam Dunia Profesi

NERACA Jakarta – Universitas Moestopo Beragama menggelar wisuda dan Dies Natalis ke 63 di Jakarta Convention Centre (JCC) pada Selasa…

Mempersiapkan Perlengkapan Sebelum Masuk Sekolah

  Perlengkapan sekolah adalah hal yang sangat penting untuk disiapkan setelah libur panjang, salah satunya setelah libur Lebaran. Banyak persiapan yang perlu…

Blokir Game yang Memuat Unsur Kekerasan

  Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kembali mengungkapkan pandangannya terkait game-game yang sering dimainkan kalangan anak-anak. Menurut lembaga tersebut, sudah seharusnya…