Defisit Transaksi Berjalan Diprediksi Meningkat - Realisasikan Proyek Infrastruktur

 

NERACA

 

Jakarta - Tim ekonom DBS Bank menilai dengan rencana akselerasi pemerintah dalam merealisasikan proyek-proyek infrastruktur, defisit transaksi berjalan akan meningkat hingga ke level yang stagnan dengan beberapa tahun terakhir. Laporan tim ekonom DBS Bank untuk Asia Tenggara dan India periode Mei yang diperoleh di Jakarta, Selasa, menyebutkan defisit neraca transaksi berjalan diprediksikan masih bertahan di kisaran tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto pada akhir 2015 atau sekitar 26 miliar dolar AS.

"Defisit transaksi berjalan yang tampaknya akan stabil adalah di angka sekitar 2 persen dari PDB, namun kami memiliki ekspektasi bahwa di akhir tahun angka ini akan mendekati 3 persen dari PDB," ujar tim DBS yang berbasis di Singapura. DBS mengapresiasi kinerja transaksi berjalan yang memberikan sinyal positif pada triwulan I 2015 dengan penurunan defisit 0,8 persen dibanding triwulan IV 2014 atau menjadi 3,8 miliar dolar AS dari 5,7 miliar dolar AS.

Namun DBS menilai agresivitas dalam memacu pertumbuhan di tiga triwulan mendatang akan mendorong penarikan pembiayaan asing. Lazimnya, dengan akselerasi pemerintah untuk memacu pembangunan infrastruktur, transaksi impor barang modal dan bahan baku/penolong akan meningkat. Sementara, DBS juga menyoroti pembiayaan asing atau utang luar negeri yang diperkirakan juga akan meningkat pada beberapa triwulan mendatang untuk memenuhi kebutuhan pembangunan oleh swasta dan pemerintah.

Pada akhir triwulan I 2015, utang luar negeri tumbuh sebesar 7.6 persen atau sebesar 298,1 miliar dolar AS. Jumlah tersebut menunjukkan pelambatan jika dibanding periode sama di 2014 yang pertumbuhannya mencapai 10,2 persen. "Kekhawatiran terkait pembiayaan asing sudah menurun, namun tidak benar-benar hilang," demikian laporan DBS.

Sementara itu, Bank Indonesia memproyeksikan rata-rata defisit neraca transaksi berjalan selama 2015 akan mencapai 2,8 persen dari PDB, menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 3 persen dari PDB. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pihaknya menyambut baik defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan I-2015 yang relatif rendah yakni 1,8 persen dari PDB dan meyakini rata-rata hingga akhir tahun akan sesuai prediksi. "Pada triwulan II dan III 2015 akan ada peningkatan (defisit) dibandingkan triwulan I, tapi sepanjang tahun akan ada di kisaran 2,8 persen dari PDB," ujar Agus.

Defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2015 tercatat sebesar 3,8 miliar dolar AS (1,8 persen PDB) pada triwulan I 2015, lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 5,7 miliar dolar AS (2,6 persen PDB) dan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,1 miliar dolar AS (1,9 persen PDB). Peningkatan kinerja transaksi berjalan terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan migas, seiring dengan menyusutnya impor minyak karena harga minyak dunia yang lebih rendah dan turunnya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sebagai implikasi positif dari reformasi subsidi energi.

Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada April 2015 menunjukkan perkembangan yang positif dengan mencatat surplus sebesar 0,45 miliar dolar AS, ditopang oleh kenaikan surplus neraca nonmigas. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial tetap mencatat surplus triwulan I 2015, di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Surplus transaksi modal dan finansial tersebut terutama ditopang oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung.

Agus menambahkan, Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah tidak saja dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan, tetapi juga dalam mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. "Untuk itu, Bank Indonesia mendukung upaya Pemerintah untuk mempercepat realisasi proyek-proyek infrastruktur dan melanjutkan berbagai kebijakan struktural untuk menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi terhadap perbaikan prospek ekonomi Indonesia," kata Agus.

 

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…