Disuspensi Selama Empat Bulan - BEI Belum Perlu Delisting Saham Inovisi

NERACA

Jakarta – Pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) belum bersikap tegas terkait penyampaian laporan keuangan yang salah yang dilakukan PT Inovisi Infracom Tbk (INVS), hingga berujung suspensi saham perseroan yang cukup lama di pasar modal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Hoesen bilang, pihaknya tidak akan melakukan tindakan selain suspensi, dan tidak melebihi sampai delisting,”Tugas kami hanya menghentikan perdagangaan saham apabila ada masalah dan tidak wajar. Kita khawatir sama, kita sudah suspensi, tidak perlu lain bursa melakukan apa-apa,”ujarnya di Jakarta, Selasa (19/5).

Sebagai informasi, perdagangan saham PT Inovisi Infracom Tbk sudah dihentikan sementara (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selama empat bulan. Suspensi yang diberikan BEI terhadap Inovisi terkait adanya kesalahan atas laporan keuangan kuartal III-2014. Investor pun merasa khawatir akan nasib dana yang disimpan di perusahaan tersebut.

Kata Hoesen, perseroan bisa memperdagangkan saham kembali di bursa, jika perseroan bisa memperbaiki kesalahan dan kinerja yang selama ini telah dijalankan. Perseroan juga harus memberitahukan secara detail kepada publik melalui BEI atas kondisi yang terjadi saat ini. BEI juga meminta untuk segera menyampaikan informasi yang saat ini terjadi di tubuh perseroan. "Kalau perusahaan kooperatif, ada niat baik dan memperbaiki, itu bakal enggak masalah," ungkapnya.

Lanjut Hoesen, BEI juga tidak akan men-delisting perseroan sebab di dalam peraturan BEI, perseroan bisa di-delisting kalau sudah disuspensi selama 24 bulan. Pada saat ini, suspensi yang dilakukan agar bisa mengatur emiten di pasar modal untuk tunduk terhadap peraturan bursa.

Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada pernah bilang, kasus yang menimpa PT Inovisi Infracom menjadi catatan buruk bagi investor karena sahamnya tidak diperdagangkan. Bahkan kejadian ini, menurut Reza, ada kemungkinan laporan keuangannya di manipulasi,”Kalau melihat kejadian yang ada, seperti laporan keuangan yang terkesan dimanipulasi, ada kemungkinan ke arah situ (membohongi investor),"ujarnya.

Reza menjelaskan, para penyusun laporan keuangan Inovisi bukan anak baru dan sudah sekelas perusahaan terbuka dengan jam terbang tinggi. Sehingga wajar investor menduga adanya upaya manipulasi laporan keuangan,”Kalau sekelas perusahaan terbuka pasti sudah ahli, bukan orang yang baru kemarin bikin laporan keuangan. Memang terkesan nakal, meski saya juga tidak tahu apakah memang ada ketidaksengajaan dalam pelaporan keuangan, seperti ada akun-akun yang tidak dimasukkan atau dihilangkan," tuturnya.

Apalagi, kata Reza, saham perusahaan sudah dibekukan cukup lama yaitu sejak Jumat 13 Februari 2015. Ini menunjukkan ada yang tidak beres dengan operasional perusahaan. Oleh karena itu, lanjutnya, dirinya tidak menapik potensi kecurangan memang ada, apalagi dengan melihat perusahaan yang disuspensi cukup lama, apalagi dengan operasional perusahaan yang katanya bermasalah.

Sampai saat ini manajemen Inovisi belum bisa memberikan keterangan soal suspensi tersebut. Sebelumnya, BEI melakukan suspensi terhadap saham INVS. Dimana hasil penelahaan terhadap laporan keuangan kuartal ketiga 2014, ditemukan ada delapan poin dalam laporan keuangan Inovisi yang mencurigakan. Manajemen Inovisi sudah menyanggupi untuk memperbaiki laporan keuangannya tersebut. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…