Perlambatan Ekonomi dan Stabilitas Kebutuhan Pokok

Kencana Sari

Peneliti Badan Litbangkes

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2015 tercatat 4,71 persen (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,02 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diyakini tidak mencapai angka lima persen tahun ini.

Dampaknya langsung terasa di antaranya daya beli yang kian melandai. Buntutnya, masyarakat kini cenderung memperketat pengeluaran. Salah satu sektor yang merasakan dampaknya adalah properti. Asosiasi Pengembang Real Estate Indonesia (REI) menyatakan dalam kuartal I, permintaan properti turun 50%. Konsumsi yang tadinya jadi salah satu penggerak utama perekonomian, mulai mengempis kekuatannya.

Banyak yang menahan untuk berbelanja terlebih untuk kebutuhan sekunder apalagi tersier. Secara kasat mata pusat perbelanjaan masih banyak dikunjungi. Tapi pembeli berkurang. Diskon besar-besaran tampaknya juga tak terlampau ampuh meningkatkan minat belanjat.

Konsumsi yang melambat merupakan pertanda negatif terhadap daya beli masyarakat. Kenaikan harga listrik, elpiji pada beberapa waktu lalu, secara tidak langsung meningkatkan pengeluaran masyarakat. Masyarakat miskin yang lebih dari 50 persen total pengeluarannya digunakan untuk konsumsi pangan merupakan komponen yang paling menderita. Lebih jauh dampaknya menjalar pada ketahanan pangan keluarga  yang kian menurun ketika daya beli semakin rendah. Kebutuhan gizi anggota keluarga terancam tidak sepenuhnya terpenuhi. Makin mengkhawatirkan jika ada anak balita  terlebih anak di bawah dua tahun (baduta) dalam keluarga. Sebab anak usia hingga dua tahun membutuhkan gizi yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan yang baik.

Hingga berusia lima tahun, anak rentan terhadap berbagai gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat gizi yang tidak terpenuhi. Tidak terpenuhinya gizi dan kebutuhan akan stimulasi pada masa ini akan menyebabkan anak tumbuh pendek dan terlambat berkembang.  Saat ini, 200 juta anak balita di dunia tidak mencapai perkembangann yang potensial, yang sebagian besar berasal dari keluarga miskin di daerah terpencil maupun daerah kumuh perkotaan.

Terhambatnya pertumbuhan fisik dan kognitif akan menentukan kemampuan anak dalam belajar dan apa yang diperolehnya di masa mendatang. Walaupun sebuah studi mengungkapkan bahwa setiap dollar yang dihabiskan untuk intervensi mengatasi tubuh pendek (stunting) akan membuahkan 48 dollar di kemudian hari. Tetapi intervensi tersebut tidaklah berarti jika faktor lain tidak mendukung. Seperti misalnya ekonomi negara yang mempengaruhi ekonomi keluarga.

Sangatlah penting bahwa pemerintah paling tidak menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok agar ketahanan pangan keluarga tetap terjaga. Anak pun dapat tumbuh optimal, tidak pendek dan berkembang dengan baik. Namun tidak hanya itu, intervensi dari berbagai sektor terkait seperti pendidikan, kesehatan, gizi adalah penting tetapi meningkatkan kesadaran masyarakat akan kualitas dan kuantitas pengasuhan juga tidak kalah penting. Kesadaran yang dipupuk tidak hanya ketika sudah memiliki anak tetapi sejak saat remaja dan masa kehamilan.

 

BERITA TERKAIT

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

BERITA LAINNYA DI

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

Antisipasi Kebijakan Ekonomi & Politik dalam Perang Iran -Israel

    Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef   Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…