Maraknya emiten mencari pendanaan di pasar modal melalui penerbitan saham baru tengah menjadi tren, hal inilah yang dilakukan PT Budi Starch and Sweetener Tbk (BUDI). Dimana perseroan berencana penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement. Emiten yang bergerak di industri tepung tapioka dan produk turunannya ini akan melepas 400 juta saham di harga Rp 125 per saham.

Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin disebutkan, dengan aksi korporasi tersebut, perseroan bakal mengantongi dana sebesar Rp 50 miliar.  Saham baru yang akan dikeluarkan mewakili 9,76% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Harga private placement BUDI lebih tinggi dibanding rata-rata penutupan saham selama 25 hari sebelum pengumuman private placement, yakni Rp 94,52 per saham. Atas rencana private placement ini, BUDI akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 5 Juni mendatang.

Dana dari aksi ini akan digunakan untuk tambahan modal kerja dan memperkuat struktur permodaan dalam mengembangkan bisnis. Setelah private placement, kas dan setara kas BUDI akan bertambah menjadi Rp 71,9 miliar dari sebelumnya Rp 21,9 miliar. Rasio aset lancar perseroan akan bertambah menjadi 1,06 dari sebelumnya 1,01. Rasio liabilitas terhadap ekuitas juga akan turun menjadi 1,59 dari sebelumnya 1,73.

Namun demikian, transaksi ini akan menyebabkan dilusi kepemilikan saham sebesar 8,9%. Per akhir Maret 2015, saham BUDI dikuasai oleh PT Sungai Busi dengan kepemilikan 26,26% saham, PT Budi Delta Swakarya dengan kepemilikan 26,42% dan masyarakat 44,04%. BUDI juga masih menyimpan saham treasuri sebesar 3,28%. (bani)