Pasar Kurang Kondusif - Mega Manunggal Maju Tak Gentar IPO

NERACA

Jakarta – Meskipun kondisi pasar modal saat ini dinilai kurang kondusif seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, namun tidak menyurutkan niat PT Mega Manunggal Property Tbk (MMP) untuk go public menawarkan saham perdananya melalui initial public offering (IPO). Calon emiten pergudangan ini menyakini saham yang ditawarkan akan diserap pasar lantaran perkembangan bisnis consumer goods juga akan terus tumbuh.

Direktur Utama PT Mega Manunggal Property Tbk, Fernandus Chamsi mengatakan, klien perseroan adalah perusahaan consumer goods dan juga pelaku bisnis online yang tentunya membutuhkan gudang untuk menunjang efisiensi bisnis mereka, “Bisnis logistik dan pergudangan akan terus tumbuh, terlebih pemerintah tengah menggenjot sektor infrastruktur,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Rencananya, perseroan akan melepas 30% atau 1,7 miliar lembar saham kepada publik melalui penawaran umum saham perdana (IPO). Harga saham yang ditawarkan MMP ada di kisaran Rp 525-600 per lembar. Dengan demikian, perseroan mengincar dana segar Rp 900 miliar hingga Rp 1 triliun dari aksi ini.

Nantinya, dana hasil IPO sebesar Rp 900 miliar akan digunakan untuk membangun gudang logistik di Cikarang, Jawa Barat dan Halim Jakarta Timur. Selain itu, lanjut Fernandus, perseroan tengah membidik untuk mengakuisisi lahan seluas 50-60 hektar di seluruh pulau Jawa, termasuk Jakarta untuk mendukung perluasan atau pembangunan gudang logistik,”Akuisisi land bank di seluruh pulau Jawa tahap awalnya, sebagian besar di daerah Jakarta, karena sangat simpel, permintaan produk-produk konsumsi paling besar di sekitar Jakarta. Cari Land bank 50-60 hektar,”ungkapnya.

Sementara Direktur Utama Indo Premier Securities, Moleonoto selaku lead underwriter menegaskan, dirinya menyakini saham IPO PT Mega Manunggal Property akan diserap pasar,”Kita menyadari market sedang tidak mendukung, tapi prospek di bidang ini masih sangat besar. Jadi, ini tidak bisa disamaratakan dengan industri lain," ujarnya.

Adapun, masa penawaran awal akan dilaksanakan pada tanggal 15-22 Mei 2015, dengan perkiraan tanggal efektif pada 3 Juni 2015. Sementara masa penawaran umum saham perdana diperkirakan pada tanggal 4,5 dan 8 Juni 2015. Perkiraan tanggal penjatahan pada 10 Juni 2015, perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 11 Juni 2015 dan akan dicatatkan pada BEI diperkirakan pada 12 Juni 2015.

Sebagai informasi, kelompok usaha Grup Argo Manunggal ini merupakan perusahaan yang mengembangkan, memiliki dan mengoperasikan properti logistik dengan fokus pada pergudangan yang memenuhi spesifikasi sesuai standar internasional untuk memenuhi kebutuhan properti logistik dari perusahaan-perusahaan multinasional dan domestik.

Sejak didirikan pada tahun 2010, perseroan telah memiliki 4 properti logistik dengan total Net Leasable Area (NLA) mencapai 163.757 meter persegi yang terdiri dari Unilever Mega DC, Li & Fung, Intirub Business Park dan Selayar. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…