OJK Minta Industri Keuangan Tingkatkan Penetrasi

 

 

NERACA

Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Darmansyah Hadad mengharapkan industri keuangan meningkatkan penetrasi keuangan ke seluruh lapisan masyarakat. "Masih banyak saudara dan teman-teman kita yang belum mempunyai akses keuangan," katanya dalam Seminar "Strategi Mewujudkan Arsitektur Sistem Keuangan dan Perbankan Nasional yang Tangguh", Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (14/5).

Ia mengatakan masyarakat secara menyeluruh harus paham tentang instrumen keuangan sehingga dapat memperoleh investasi yang lebih besar. "Industri keuangan nasional harus membuka akses ke bawah sehingga penetrasi keuangan sampai ke bawah," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, negara akan memiliki potensi pendanaan yang semakin besar dengan melibatkan seluruh penduduk Indonesia untuk berinvestasi di industri keuangan. "Kalau kuat di bawah di mana besar sekali penduduk kita maka akan lebih solid dan membuat industri keuangan kita makin stabil," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan pentingnya mengontrol konglomerasi di perbankan sehingga perbankan tidak semata-mata dimiliki orang per orang. Ia mengatakan konglomerasi harus dihindarkan sehingga tidak ada penguasaan industri keuangan oleh kepemilikan perorangan atau kelompok namun harus merata sehingga menghindari kerentanan perekonomian nasional.

Data Global Financial Inclusion Index dari Bank Dunia menyebutkan, jumlah orang di Indonesia yang mempunyai akun di bank hanya sekitar 19,6%, masih tertinggal dibanding negara-negara lain seperti Malaysia 66,7%, Thailand 77,7%, India 35,2%, atau Filipina 26,5%.

Ekonom CIDES Umar Juoro mengatakan, rendahnya inklusi finansial tersebut juga tecermin dari rasio dana pihak ketiga (DPK) perbankan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang hanya 39%. Adapun rasio penyaluran kredit terhadap PDB hanya 33%.

"Financial inclusion di Indonesia sangat rendah. Hal tersebut berkonsekuensi pada biaya tinggi bagi masyarakat untuk mendapatkan akses keuangan Ujung-ujungnya timbul eksploitasi finansial seperti maraknya lintah darat," ujar Umar Juoro.

Data Bank Dunia (2010) menunjukkan, orang di Indonesia hanya 68% yang mempunyai tabungan. Dari 68% itu, hanya 50% yang menabung di lembaga formal, baik di bank maupun lembaga keuangan non-bank. Ada 18% kelompok masyarakat yang menabung secara informal, termasuk dengan cara-cara sederhana seperti menyimpan uang di rumah.

"Hambatan terciptanya inklusi finansial antara lain minimnya cabang bank. Saat ini di Indonesia ada sekitar 15.000 cabang bank, yang tentu saja tidak bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia yang sangat luas. Saat ini di Indonesia ada 16 ATM per 1.000 km, jauh di bawah Malaysia 34 ATM, Thailand 83 ATM, atau Vietnam 42 ATM. Masyarakat juga masih memikirkan biaya tinggi untuk transaksi kecil. Dari sisi bank, ada kecenderungan lebih suka melayani nasabah kelas atas," jelas Umar.

Umar mengatakan, inklusi finansial yang semakin meluas akan berdampak besar bagi perekonomian. Di antaranya, kelompok miskin bisa mendapatkan akses pembiayaan untuk berbagai keperluan, misalnya untuk memulai bisnis atau mengembangkan usaha yang telah ada.

Mengutip data Bank Dunia, negara yang inklusi finansial-nya tinggi, terbukti ketimpangan pendapatannya merendah. "Koefisien gini, indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan, di negara yang inklusi finansialnya tinggi terbukti rendah," kata Umar. Data lain menunjukkan, semakin tinggi kepemilikan akun perbankan di sebuah negara, rasio kredit dan penghimpunan DPK terhadap PDB juga semakin tinggi.

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…