Imbas Lesunya Perekonomian - Minat Saham IPO Bakal Menurun

NERACA

Jakarta – Melambatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama dan diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2015, membuat kekhawatiran bagi pelaku pasar dan termasuk minat perusahaan untuk go public. Pasalnya, kondisi pasar yang tidak kondusif bakal memicu penurunan harga, seperti yang dialami PT PP Properti (Persero) Tbk yang harus memangkas target dana IPO.

Hal inipun diakui pengamat pasar modal Edwin Sebayang. Dirinya menilai, lesunya perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2015 memicu minat investor terhadap penawaran umum perdana saham (IPO) cenderung menurun,”Menurunnya perekonomian domestik serta ekspektasi pada kuartal II yang kembali menurun akan membuat minat investor terhadap saham IPO berkurang,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, ekspektasi produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II tahun ini akan kembali menurun menyusul bulan puasa yang biasanya mencatatkan inflasi. Di sisi lain, dalam masa itu biasanya kinerja emiten juga cenderung menurun,”Di tengah ekspektasi yang kurang optimis itu, maka pelaku pasar akan cenderung menahan dananya untuk diinvestasikan, dalam masa penurunan ekonomi kebanyakan masyarakat juga lebih suka memegang dana tunai," ucapnya.

Edwin Sebayang yang Kepala Riset PT MNC Securities menambahkan, salah satu indikator investor kurang optimis terhadap ekonomi Indonesia salah satunya juga terlihat dari aksi pelaku pasar asing yang cenderung melakukan aksi lepas saham,”Pelaku pasar asing cenderung kurang optimistis. Dan itu bisa berdampak pada indeks harga saham gabungan (IHSG) akan turun," katanya.

Dalam data BEI, tercatat investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp9,60 triliun per 13 Mei 2015. Sementara itu dalam kurun tahun ini, investor asing sempat mencatatkan beli bersih hingga mencapai Rp15,08 triliun. Di sisi lain, lanjut Edwin Sebayang, sentimen dari rencana bank sentral AS (the Fed) untuk menaikan suku bunganya (Fed fund rate) dapat berdampak negatif bagi kelangsungan industri investasi di dalam negeri.

Sementara itu, Direktur Utama Evergreen Capital Rudy Utomo mengungkapkan, investor akan selektif dalam menempatkan pendanaannya pada saham IPO. Fundamental kinerja perusahaan menjadi salah satu faktor utama yang akan dicermati,”Kalau BUMN yang IPO cenderung akan positif, namun untuk sektor swasta investor akan sangat selektif,”ujarnya.

Sebaliknya, Direktur Perdagangan dan Anggota PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat tetap menyatakan optimis jumlah investor domestik akan terus bertambah meski perekonomian Indonesia pada kuartal pertama 2015 mengalami kelesuan,”Memang mengembangkan pasar modal di Indonesia bukan hal mudah. Tetapi bukan mustahil selama kita mau bekerja,"tandasnya.

Akibat lesunya perekonomian domestik, dirinya tidak menapik kinerja perusahaan sekuritas yang menjadi Anggota Bursa mengalami penurunan. Berdasarkan laporan keuangan triwulan pertama 2015, dari 107 perusahaan Anggota Bursa (AB), sebesar 75% meraih keuntungan dan sisanya merugi. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…