Munculkan Wirausaha Baru, Wismilak Siapkan Hibah Rp 2 miliar



NERACA

Jakarta - Dalam rangka meningkatkan wirausaha baru, Wismilak Diplomat dan Wismilak Foundation menyelenggarakan kompetisi wirausaha yaitu Diplomat Succes Challenge (DSC). Tak tanggung-tanggung, Wismilak menyediakan hadiah modal usaha sebesar Rp 2 miliar termasuk juga dengan program bimbingan manajemen bagi pemenang.

Chief Board of Commisioner Wismilak Diplomat Suuces Challenge Surjanto Yasaputra mengatakan Wismilak memberikan hadiah tersebut berbentuk hibah dan bukan pinjaman yang harus dikembalikan. "Dalam pelaksanaanya yang ke enam ini, DSC kembali hadir dengan memberikan hadiah modal usaha yang lebih besar yakni senilai Rp 2 miliar setelah pada pelaksanaan sebelumnya hadiah Rp 1 miliar," ungkap Surjanto di Jakarta, Selasa (12/5).

Seperti diketahui, menurut data Kementerian Koperasi dan Usa Kecil Menengah, jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 1,65%. Jumlah tersebut masih kecil dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura yang telah mencapai 7%, Malaysia 5% dan Thailand mencapai 3%.

"Maka dari itu, melalui program diplomat succes challenge, Wismilak Diplomat ingin meneruskan komitmennya untuk turut menumbuhkan dunia kewirausahaan nasional. Komitmen kami sudah dicanangkan sejak awal penyelenggaraan. Saat kami mulai DSC, saat itu angka wirausaha baru belum mencapai 1%, namun kini semakin berkembang," jelasnya.

Surjanto menegaskan Wismilak DSC merupakan kompetisi yang terbuka untuk wirausaha dan calon wirausaha. Artinya ajang kompetisi DSC terbuka baik untuk mereka yang telah memiliki embrio usaha dan telah menjalankan usahanya dan tidak tertutup bagi mereka yang baru mempunyai rencana usaha namun kendala modal usaha.
Persyaratan lomba cukup sederhana, peminat diminta mengirimkan rencana usaha atau rencana bisnis. Format dapat diunduh melalui website resmi diplomat succes challenge yakni www.wismilak-diplomat.com yang dibuka pada 12 Mei 2015 dan akan ditutup pada 12 Juli 2015.

Dalam rencana bisnis tersebut, peminat diminta melengkapi beberapa hal yaitu jenis usaha, pemahaman terhadap lanskap industri, target pasar, rencana pemasaran, rencana produksi, rencana keuangan serta proyeksi keuntungan dan pertumbuhan usaha.

Dewan Komisioner DSC Antarina Amir mengatakan program DSC lebih kearah kepada membangun karakter wirausaha. Terlebih, kata dia, dalam menghadapi ASEAN Economic Community maka Indonesia perlu menumbuhkan lagi wirausaha-wirausaha baru. Sejauh ini, Antarina mengatakan kemampuan produksi hanya 30% sementara sisanya bisa menjadi peluang bagi wirausaha baru.

Sementara itu, Pengusaha Helmy Yahya menilai Indonesia masih kurang ajang kompetisi bagi para wirausaha. Pasalnya dengan banyaknya kompetisi maka akan menimbulkan wirausaha-wirausaha baru. "Diplomat succes challange tak hanya memberikan modal kapital saja namun juga membangun karakter wirausaha yang tangguh," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

Pemerintah Komitmen Percepat Pengembangan Ekonomi Digital

    NERACA Jakarta – Pemerintah berkomitmen mempercepat pengembangan ekonomi digital sebagai pilar strategis transformasi Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh…

Sumber Daya Air Jadi Prioritas Pembangunan IKN

  NERACA Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan sektor sumber daya air (SDA) dan infrastrukturnya menjadi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…