Perbaiki Ekonomi, Kadin Harapkan Kegaduhan Lokal Diredam

 

NERACA

 

Jakarta - Ekonomi semester pertama Indonesia menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi di bawah 5%, yakni 4,7%. Kondisi ini dinilai kurang menguntungkan bagi roda perekonomian domestik dan dunia usaha pun menilai bahwa kondisi itu diakibatkan oleh beberapa kegaduhan domestik yang sangat mempengaruhi iklim usaha. Sehingga pemerintah diharapkan dapat segera menyelesaikan masalah politik, masalah sosial dan keamanan.

“Kita semua tahu penyerapan APBN masih dibawah 20 persen, maka terjadi perlambatan ekonomi,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah, Natsir Mansyur seperti dalam keterangan persnya Selasa (11/5).

Natsir juga mengatakan, yang sangat mempengaruhi adalah masalah politik hingga masalah KPK versus Polisi yang masih berlanjut. “Perputaran uang yang menguap diperkirakan mencapai 5 triliun rupiah per hari karena kegaduhan-kegaduhan itu yang membuat ekonomi tidak bisa mencapai target pertumbuhan 5,3 %” kata Natsir.

Menurutnya, selain kenaikan kurs dollar secara signifikan, indeks saham dan daya beli masyarakat juga menurun. Dia mengatakan perijinan yang tumpang tindah pun menjadi penyebab turunnya perekonomian dan mengganggu kenyamanan dalam berusaha.

“Berkaca dari ekonomi semester yang pertama, pada semester yang kedua kegaduhan politik ini masih menghantui, namun polemik politik kita anggap sudah teratasi dan sudah berjalan dengan baik karena sinyal kebersamaan diantara petinggi politik menunjukkan ke arah yang positif,” kata Natsir.

Di sisi lain, lanjut dia, isu reshuffle kabinet dapat mempengaruhi citra Indonesia di kalangan investor, padahal minat investasi Indonesia cukup tinggi. Namun, banyaknya peraturan yang menghambat dunia usaha dan tidak sejalan dengan dunia usaha mulai dari Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri (Permen) sampai Keputusan Presiden (Keppres) yang masih membuat investor terkendala untuk berinvestasi.

“Tidak perlu ada reshuffle kabinet, karena kalau ada reshuffle di semester pertama para menteriyang baru harus melakukan penyesuaian lagi. Yang penting, hal yang menghambat perlu dibenahi. Walaupun kita bicara tentang invesatasi atau pergerakan ekonomi namun semua peraturan kalau tidak dirapihkan dengan baik maka pergerakan ekonomi nasional juga lambat,” papar Natsir.

Dunia usaha, lanjut dia, mengapreasiasi apa yang sudah diupayakan Jokowi – Jk dalam mendorong percepatan ekonomi dan daerah. Hal tersebut diitandai dengan kerja kongkrit pada pertemuan Apec, Pertemuan Beijing, Korea dan konferensi Asia Afrika di tingkat international. Di tingkat nasional, tambah Natsir, roadshow Jokowi – Jk keliling daerah merupakan langkah yang sangat positif. Langkah tersebut perlu dilakukan oleh menteri-menterinya untuk melihat permasalahan yang lebih dalam. “Program antara satu Kementerian dengan Kementerian yang lainnya juga harus sinergis,” pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

Pemerintah Komitmen Percepat Pengembangan Ekonomi Digital

    NERACA Jakarta – Pemerintah berkomitmen mempercepat pengembangan ekonomi digital sebagai pilar strategis transformasi Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh…

Sumber Daya Air Jadi Prioritas Pembangunan IKN

  NERACA Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan sektor sumber daya air (SDA) dan infrastrukturnya menjadi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

Pemerintah Komitmen Percepat Pengembangan Ekonomi Digital

    NERACA Jakarta – Pemerintah berkomitmen mempercepat pengembangan ekonomi digital sebagai pilar strategis transformasi Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh…

Sumber Daya Air Jadi Prioritas Pembangunan IKN

  NERACA Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan sektor sumber daya air (SDA) dan infrastrukturnya menjadi…