Daya Saing Industri Penerbangan - Pajak Impor 4 Komponen Pesawat Diusulkan Nol Persen

NERACA

Jakarta - Industri penerbangan nasional saat ini tumbuh dan berkembang dengan pesat, dengan pertumbuhan rata rata 15%-20% pertahun. Pesatnya pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia ini telah membuka peluang usaha dan investasi untuk mendukung industri penerbangan, salah satunya adalah industri jasa perawatan pesawat terbang atau biasa dikenal dengan perusahaan MRO (maintenance, repair and overhaul).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika, I Gusti Putu Suryawiryawan mengatakan untuk meningkatkan daya saing industri MRO Nasional, Kementerian Perindustrian menyampaijan pertimbangan teknis kepada Kementerian Keuangan untuk menurunkan 4 pos tarif komponen pesawat terbang menjadi 0%.

"Untuk komponen atau bahan baku yang diturukan bea masuknya, Kementerian Perindustrian memberikan fasilitas intensif fiskal berupa bea masuk ditanggung pemerintah (BMTDP), dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 400 miliar, untuk dimanfaatkan Industri MRO, Industri Komponen Pesawat terbang, Industri Pesawat terbang dan Industri Penerbangan," papar I Gusti Putu.

Menurutnya, mewujudkan Kemandirian Industri Kedirgantaraan Nasional, maka penggunaan produk dalam negeri serta peningkatan kandungan lokal pada industri kedirgantaraan menjadi salah satu program Kementerian Perindustrian untuk mengembangkan Industri Pesawat Terbang, Industri Komponen Pesawat terbang dan Industri Jasa Perawatan Pesawat terbang, sebagai dukungan terhadap Penerbangan nasional (Airliner).

"Berdasarkan Peraturan Presiden  No.28/2008, tentang  Kebijakan Industri Nasional, maka Kementerian Perindustrian menyusun program pengembangan Industri Kedirgantaraan, dengan sasaran Jangka Panjang adalah untuk mewujudkan Kemandirian Industri Kedirgantaraan Nasional dan sasaran Jangka Menengah adalah mengembangkan pesawat berpenumpang < 30 (N-219), Mengembangkan Industri Komponen dan Mengembangkan industri MRO, serta Mengembangkan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) sebagai Pusat R & D produk Kedirgantaraan dan PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) sebagai pusat produksi pesawat terbang," ujarnya.

Untuk mewujudkan pembangunan pesawat terbang N219, dilakukan Sinergi Kementerian (Kem.Hub, Kemperin, Kemristek, Kem BUMN, Bappenas, Kemkeu), dan sejak tahun 2013, Pemerintah melalui LAPAN sedang membangun purwarupa (prototype) pesawat berkapasitas 19 org (N-219) di PTDI.

N-219 diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan akan transportasi udara nasional dengan membangun piramida industri kedirgantaraan nasional yang saling mendukung dan memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Pesawat N219 merupakan proyek nasional sebagai kebanggaan bangsa Indonesia yang sangat diperlukan dalam  menghubungkan daerah pedalaman, yang sulit dijangkau oleh transportasi darat dan laut, seperti di wilayah Papua, dan ini sangat mendukung untuk transportasi perintis.

Karena pesawat tersebut didesain oleh putra-putra bangsa dan teknologinya dikuasai industri kedirgantaraan nasional, maka proyek tersebut  merupakan sarana yang baik untuk pengembangan kapasitas SDM Penerbangan Nasional dan hilirisasi hasil riset, dan yang lebih penting lagi adalah komponen-komponen yang akan digunakan pada pesawat tersebut di desain untuk dapat diproduksi oleh industri komponen di dalam negeri, sehingga Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pesawat tersebut didesain dapat mencapai  75 %, hal ini untuk memacu tumbuh dan berkembangnya industri komponen pesawat terbang di dalam negeri.

Dibangunnya pesawat N-219 juga merupakan amanah UU N0.1/2009 tentang penerbangan, dimana pemberdayaan industri dan pengembangan teknologi penerbangan wajib dilakukan Pemerintah secara terpadu dengan dukungan semua sektor terkait untuk memperkuat transportasi udara nasional, guna meningkatkan kandungan lokal, mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah, dan memperkuat kemandirian bangsa dan meningkatkan ketahanan nasional.

Dengan adanya Kebijakan tersebut, beberapa Industri komponen pesawat terbang, baik  PMA maupun PMDN dengan memiliki standar Nasional dan internasional telah tumbuh dan berkembang di Indonesia, dan telah membuat berbagai jenis komponen antara lain, Avionic, windshield dan window, main dan nose landing gear, actuator sayap, interior pesawat, cabling dengan approval dari NADCAP, BSI, Indonesian Military Airworthiness Authority, dll.

Beberapa waktu yang lalu,  industri komponen pesawat Taiwan (AIDC) dan Roll Royce dari Inggris juga telah melakukan penjajagan untuk investasi dan mengembangkan komponennya di Indonesia. Mengingatkan kembali bahwa,  ASEAN Open Sky akan segera diberlakukan, kami berharap konferensi ini akan menciptakan kerjasama dan koordinasi yang baik antara pemerintah, industri, asosiasi dan lembaga penelitian dalam percepatan pertumbuhan Industri MRO nasional, sehingga industri MRO nasional memiliki daya saing.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…