Menteri Perindustrian Tantang Industri Serap Karet 40%

NERACA

Jakarta – Status Indonesia sebagai negara penghasil karet alam terbesar ternyata tidak sesuai dengan tingkat penggunaan karet di domestik. Para petani layak iri dengan negara tetangga seperti Malaysia, China dan India.

Di tiga negara itu, industrinya menyerap 40 persen karet alam untuk diolah dalam proses produksi. "Indonesia produsen karet terbesar tapi hanya terserap 18 persen. Makanya saya tantang industri ban, sarung karet, komponen elektronik, otomotif untuk menaikkan hingga sama-sama 40 persen," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan Pameran Produk Karet Hilir di Kementerian Perindustrian, Jakarta, dikutip dari siaran pers, Selasa (12/5).

Jika industri bisa meningkatkan serapan ini, imbuh Menperin, dapat dijadikan bukti pelaksanaan komitmen mereka terhadap perbaikan nasib petani karet. "Jadi, jangan hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar produk industri, tapi harus turut menyejahterakan pelaku produksi karet di hulunya, di kebun-kebun," ujar Saleh.

Pemerintah juga mendorong pelaku industri karet memanfaatkan terobosan yang dilakukan Kementerian Perindustrian. Yaitu, penguatan struktur industri barang-barang karet; pemberian insentif untuk industri berteknologi tinggi maupun industri berorientasi ekspor; pengembangan kawasan industri, serta mendorong investasi karet sintetis dan kimia karet.

Produk karet sendiri merupakan salah satu jenis industri yang bertumpu pada kekuatan potensi sumber daya alam sehingga mampu mendukung pembangunan nasional. Pameran yang diselenggarakan pada tanggal 11 – 15 Mei 2015 dan diikuti sebanyak 32 peserta. Pameran ini sebagai tindak lanjut Joint Statement tentang peningkatan konsumsi karet alam di Indonesia yang dilaksanakan di Kementerian Perdagangan pada tanggal 9 April silam.

Menperin mencatat, saat ini produksi karet alam di Indonesia melebihi 3 juta ton per tahun, dan akan terus ditingkatkan lagi mengingat potensi lahan yang ada mencapai 3,5 juta hektar. Selain itu, peningkatan produksi karet alam nasional perlu didukung dengan program-program penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pemerintah, institusi pendidikan maupun pihak swasta.

Sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015-2035, industri karet merupakan salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

“Industri karet menjadi sektor prioritas karena pertimbangan besarnya potensi lahan yang akan mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku industri barang-barang karet untuk jangka panjang,” tegas Menperin.

Sejauh ini, meski serapannya belum maksimal, industri pengguna karet alam di Indonesia sebesar 55% dimanfaatkan oleh industri ban; 17% industri sarung tangan dan benang karet; 11% industri alas kaki, dan 9% industri barang-barang karet lainnya.

Pada rangkaian Pameran Produk Karet Hilir, juga diselenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan memilih tema ”Pengembangan Industri Karet Non-Konvensional Bernilai Tambah Tinggi Sebagai Komitmen Peningkatan Konsumsi Karet Alam Dalam Negeri”.

Menperin mengharapkan, FGD yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dapat menjadi ajang pertemuan lintas sektoral yang menghasilkan masukan atau usulan baru dengan tepat sasaran dalam rangka mendorong pengembangan industri karet hilir nasional. Khususnya untuk inovasi produk karet non-konvensional seperti dock fender, rubber bridge, asphalt rubber, ban retread.

BERITA TERKAIT

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…

BERITA LAINNYA DI Industri

Kunci Cermat Bermedia Sosial - Pahami dan Tingkatkan Kompetensi Platform Digital

Kecermatan dalam bermedia sosial sangat ditentukan oleh pemahaman dan kompetensi pengguna terkait platform digital. Kompetensi tersebut meliputi pemahaman terhadap perangkat…

IKM Tenun Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Dalam menjaga warisan budaya nusantara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra…

PLTP Kamojang Jadi Salah Satu Rujukan Perumusan INET-ZERO

NERACA Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menyusun Dokumen…