Pasar Obligasi Diklaim Masih Terbaik di Asia

NERACA

Jakarta - Pasar surat utang atau obligasi korporasi di Indonesia pada kuartal kedua tahun ini, diperikakan akan baik meski tetap di bayangi melambatnya perekonomian dan depresiasi nilai tukar rupiah,”Kinerja pasar obligasi korporasi di Indonesia diyakini masih akan membaik dan bahkan di klaim sebagai salah satu yang terbaik di Asia di sepanjang tahun ini, meski dibayangi risiko yang ada di dalam negeri,”kata analis PT Pefindo Riset Konsultasi, Guntur Tri Hariyanto di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, obligasi di dalam negeri cukup direspon positif investor karena menawarkan kupon yang tinggi di tengah tren rendahnya kupon obligasi global. Sebagai gambaran, yield atau imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun yang menjadi acuan mencapai 7,7% dibandingkan pasar Amerika Serikat sekitar 2,1%.

Dirinya memperkirakan bahwa pada kuartal II ini penerbitan obligasi korporasi akan lebih banyak dilakukan oleh perusahaan sektor keuangan dan pembiayaan, karena sifat bisnisnya yang membutuhkan modal kerja besar untuk disalurkan dalam pemberian kredit.

Sektor lainnya, lanjut Guntur Tri Hariyanto, perusahaan properti juga berpotensi memanfaatkan pendanaan dari hasil penerbitan obligasi untuk melakukan ekspansi seperti pembangunan proyek-proyeknya. Namun, pelaku pasar diharapkan memperhatikan risiko karena perlambatan ekonomi yang dibarengi juga dengan melemahnya kinerja emiten.

Di sisi lain, Guntur Tri Hariyanto menambahkan, pelaku pasar juga diharapkan memperhatikan faktor risiko yang datang dari eksternal menyusul belum adanya kepastian kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate),”Cukup besarnya porsi kepemilikan asing baik di obligasi pemerintah maupun korporasi akan dapat berdampak buruk ketika terjadi kenaikan Fed fund rate,," katanya.

Namun secara keseluruhan, dia optimistis potensi investasi obligasi di dalam negeri masih cukup menjanjikan, apalagi pemerintah akan segera merealisasikan anggaran belanja untuk pembangunan infrastruktur, sehingga ada harapan pasar obligasi domestik akan cukup stabil hingga akhir tahun ini.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, sudah ada sekitar 12 perusahaan akan menerbitkan obligasi pada kuartal II tahun ini senilai Rp 23,05 triliun. Dimana secara nilai, itu lebih besar dari periode sama tahun lalu.

Berdasarkan data BEI, 12 perusahaan yang akan menerbitkan obligasi pada kuartal II 2015 yakni Indomobil Finance Indonesia, Mandala Multifinance Tbk, Bank BNI Syariah, Federal International Finance, Telekomunikasi Indonesia Tbk. Selain itu, Modernland Realty Tbk, Summarecon Agung Tbk, Adira Multi Finance Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Sarana Multigriya Finansial (Persero), dan Bank Tabungan Negara Tbk. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…