Minimnya Peran Investor Lokal - Literasi Pasar Modal Paling Rendah 3,79%

NERACA

Medan – Minimnya penetrasi masyarakat berinvestasi di pasar modal disebabkan rendahnya literasi keuangan masyarakat, terlebih soal industri pasar modal. Tercatat literasi atau kemampuan masyarakat memahami pasar modal masih rendah atau hanya 3,79%.

Direktur Pengawasan Bank Kantor Regional 5 Sumatera Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lukdir Gultom mengatakan, rendahnya literasi masyarakat tentang pasar modal juga disebabkan akan anggapan bila masuk ke pasar bursa memerlukan modal besar,”Secara keseluruhan, literasi produk keuangan di Indonesia memang masih rendah. Tetapi pasar modal paling rendah atau 3,79%,”ujarnya di Medan, kemarin.
Adapun literasi sektor perbankan sudah mencapai sebesar 21,80% dan bidang asuransi, 17,84%. Beberapa penyebab rendahnya literasi keuangan khususnya pasar modal adalah kurangnya pemahaman masyarakat dan faktor ekonomi. Masyarakat masih cenderung menilai untuk bermain di pasar modal perlu biaya atau uang banyak.

Padahal, katanya, pasar modal sudah go ritel dan semakin hari bertambah murah,”Oleh karena itu, maka OJK merasa perlu terus meningkatkan sosialisasi khususnya di pasar modal yang potensinya masih sangat besar," katanya.

Analis pasar modal, Ryan Filbert menyebutkan, saat ini adalah waktu tepat masuk ke pasar modal khususnya pada saham-saham perusahaan besar di mana harga saham sedang terkoreksi. Saat ini dinilai merupakan waktu tepat karena ada prakiraan akhir tahun perekonomian Indonesia yang masih akan tetap baik.

Tercatat saat ini, persentase investor lokal baru mencapai 35% dan sementara sisanya masih di kuasai investor asing. Dimana dari angka 35% tersebut, 83% diantaranya adalah institusi yang bertindak sebagai investor. BEI mencatat jumlah investor lokal individual baru mencapai 174 ribu orang pada Januari 2015, atau di bawah satu persen dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 240 juta jiwa

Trainer Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar, Achmad Irfan Ibrahim pernah bilang, kondisi ini sebenarnya sangat ironis karena yang diperdagangkan dalam pasar modal Indonesia adalah perusahaan lokal, namun yang memperoleh porsi keuntungan terbesar justru investor asing.

Dia mengatakan, salah satu penyebab minimnya jumlah investor perorangan ini adalah kurangnya pengetahuan teknis mengenai pasar modal,”Mungkin ada yang pernah mendengar atau secara teori mengetahui apa itu pasar modal, tetapi tidak mengetahui bagaimana agar bisa ikut berinvestasi dalam pasar modal," ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi melalui seminar dan pelatihan terkait pasar modal. Sementara dari sisi regulasi, Achmad mengatakan, OJK dan BEI telah mengeluarkan regulasi untuk memfasilitasi pembelian saham dalam jumlah kecil,”Sebelumnya, ukuran minimal pembelian saham sebanyak satu lot yang terdiri atas 500 lembar saham, namun sejak 2014 ukuran lotnya diperkecil menjadi 100 lembar saham, sehingga bisa lebih terjangkau bagi masyarakat,”katanya.

Sementara itu analis BNI Securitas, Yasmin Soulisa pernah mengatakan, besarnya dominasi investor asing dalam pasar modal Indonesia memberikan resiko tersendiri bagi pasar modal kita,”Besarnya presentase investor asing menjadikan pasar modal kita jadi lebih mudah terpengaruh oleh kondisi perekonomian Amerika atau Eropa misalnya, karena investor asing ini bisa tiba-tiba melepaskan saham mereka dan karena jumlahnya besar akan sangat mempengaruhi pasar modal Indonesia," kata Yasmin. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…