Ekonomi Indonesia Dinilai Positif oleh Asing

 

NERACA 

Jakarta - Chairman RSM International Jean Stephens menilai positif perekonomian Indonesia saat ini. Daya tarik perekonomian Indonesia di mata investor asing didorong oleh bonus demografi dan konsumsi masyarakat yang terus naik “Perekonomian Indonesia merupakan pasar yang seksi bagi investor asing, karena ditopang dua faktor utama, yakni bonus demografi dan konsumsi masyarakat yang terus naik,” jelas Jean Stephens, dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (11/5).

Menurut Jean, membaiknya perekonomian Indonesia secara tidak langsung membuat Indonesia menjadi pasar bagi investor. Banyak investor yang berlomba ingin berinvestasi di Indonesia di semua sektor, termasuk RSM salah satunya dengan terus mengembangkan layanan bisnis audit, konsultan pajak, dan business advisory. "Indonesia terus membaik dan merupakan pasar seksi," ujar dia.

Mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada kuartal I-2015 tercatat meningkat 16,9% dibandingkan periode sama tahun lalu menjadi Rp 124,6 triliun. Sebanyak Rp 82,1 triliun dikontribusi oleh penanaman modal asing (PMA) yang tumbuh sebesar 14% dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp 42,5 triliun atau meningkat 22,8%.

Secara global, Jean Stephens memaparkan, kondisi perekonomian dunia saat ini sudah mulai membaik, meskipun masih ada beberapa negara yang masih mengalami krisis. Dia menyebut perekonomian Amerika Serikat yang terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan, menyusul kebijakan yang dikeluarkan pemerintah AS yang mampu membuat perekonomian semakin bergairah, angka pengangguran di Amerika Serikat pun secara perlahan sudah turun.

Dia memperkirakan tahun ini, perekonomian Amerika Serikat akan tumbuh positif. Jean mengatakan, jika perekonomian Amerika Serikat tumbuh positif maka pertumbuhan ekonomi Eropa masih belum menentu, ada negara yang tumbuh positif ada juga negara yang masih krisis. Negara di Eropa yang perekonomiannya masih kuat adalah Jerman dan Inggris sedangkan Spanyol dan Yunani masih krisis. “Secara umum, perekonomian Eropa masih dalam tahapan perbaikan,” kata dia.

Jean mengatakan, kondisi perekonomian Asia terus stabil meskipun Tiongkok agak melambat tetapi perlambatannya tidak menyebabkan resesi. Demikian pula dengan perekonomian India yang masih positif.

Lebih lanjut Jean Stephens mengatakan, pajak merupakan salah satu faktor penting dari perekonomian suatu negara karena pajak merupakan tulang punggung (backbone) penerimaan negara. Terkait hal ini, dia menilai, pemerintah Indonesia perlu mengeluarkan kebijakan yang transparan dan konsisten dalam bidang perpajakan, dan yang paling penting jangan ada korupsi.

Menurut dia, setiap negara mempunyai kebijakan yang berbeda soal pajak, namun kebijakan tersebut akan berjalan baik jika ada transparansi. "Pajak harus lebih ditingkatkan untuk perekonomian lebih baik lagi," ujar dia.

Namun begitu, data BPS menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal I hanya mencapai 4,7%. Pertumbuhan yang melambat membuat pelaku pasar kecewa. Terutama pergerakan pasar saham tengah lesu dengan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa belakangan terakhir ini.

Deputi Staf Kepresidenan bidang ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa enggan berkomentar mengenai lambatnya pertumbuhan ekonomi akan membuat kabur para investor yang menanamkan investasinya di Indonesia. "Kalau di capital market, tidak bisa diprediksi, karena pasti mereka sudah lari, kayak kemarin sudah terkoreksi," ucap Purbaya.

Menurut Purbaya, saat ini para investor tengah melihat cara apa yang akan dilakukan pemerintah dalam mengatasi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara yang sudah dilakukan pemerintah adalah menggeber pembangunan proyek infrastruktur. "Yang mereka lihat adalah ‎apa langkah pemerintah ke depan apa akan dibiarkan jatuh ke bawah. Kalau dilihat kebijakan pak Jokowi, pak Jokowi bukan di atas kertas, tapi dia betul-betul turun ke lokasi untuk pastikan infrastruktur yang sudah jalan," tegasnya.

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Defisit Fiskal Berpotensi Melebar

    NERACA Jakarta - Ekonom Josua Pardede mengatakan defisit fiskal Indonesia berpotensi melebar demi meredam guncangan imbas dari konflik Iran…

Presiden Minta Waspadai Pola Baru Pencucian Uang Lewat Kripto

  NERACA Jakarta – Presiden RI Joko Widodo meminta agar tim Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan kementerian…

Pentingnya Bermitra dengan Perusahaan Teknologi di Bidang SDM

  NERACA Jakarta – Pengamat komunikasi digital dari Universitas Indonesia (UI) Firman Kurniawan menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kemitraan dengan perusahaan…