LPS : Pertumbuhan Ekonomi Tak Harus Tinggi

 

NERACA

Jakarta – Disaat berbagai kalangan baik pemerintah atau para ekonom menginginkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 tidak harus setinggi tahun-tahun sebelumnya, namun harus lebih berkualitas sehingga memberikan kepercayaan kepada pasar. "Pertumbuhan 5,0 persen kalau kualitasnya tinggi, didukung infastruktur serta sektor manufaktur yang kompetitif, itu tidak masalah dan bisa diterima oleh investor," ujar Fauzi seperti ditulis Senin (11/5).

Fauzi menuturkan jika melihat pertumbuhan ekonomi global yang berada di kisaran 3,0 persen dan Indonesia bisa tumbuh 5,0-5,5 persen saja namun berkualitas, itu lebih baik dibandingkan memaksakan tumbuh tinggi. "Artinya, pertumbuhan tersebut bukan karena kenaikan harga komoditas, tapi karena pembangunan proyek infrastruktur yang menyerap tenaga kerja dan membantu masyarakat, otomatis itu adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat," kata Fauzi.

Selain itu, lanjut Fauzi, jika pertumbuhan ekonomi turun di posisi stabil yang tidak mengganggu defisit neraca transaksi berjalan. Hal tersebut akan berdampak lebih baik terhadap kurs rupiah. "Sebab begini, kalau pertumbuhan ekonomi di atas enam atau tujuh persen, otomatis pertumbuhan impor juga besar. Dengan meledaknya impor otomatis defisit neraca transaksi berjalan (CAD) juga akan meledak. Dengan meledaknya CAD tersebut ditambah menguatnya dolar AS, pembiayaan defisit itu akan semakin sulit, otomatis kurs rupiah akan semakin melemah," ujar Fauzi.

Fauzi menambahkan dengan diturunkannya pertumbuhan ekonomi, maka otomatis impor juga akan turun, dan secara otomatis pula neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan akan membaik. Dengan diturunkannya pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan kredit juga akan ikut melambat. Namun, Fauzi tidak khawatir jika pertumbuhan kredit konsumsi turun selama kredit untuk investasi tumbuh khususnya untuk kegiatan ekspor.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, Manado, Agus Poputra, mengatakan, pemerintah jangan terjebak mengejar pertumbuhan semu dalam merespon pertumbuhan ekonomi yang rendah pada triwulan pertama 2015. "Mengejar pertumbuhan semu, berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi dengan bersandarkan secara berlebihan kepada investor asing, akibatnya manfaat pertumbuhan ekonomi yang tinggi lebih banyak dinikmati bangsa asing," kata dia, di Manado, Jumat. 

Saat ini pemerintah sedang gencar mengundang investor asing untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi kali ini cuma 4,7 persen, paling rendah sejak 2009 (saat awal pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono). Satu andalan pemerintah mendongkrak pertumbuhan ekonomi kali ini adalah percepatan pembangunan infrastruktur. 

Namun, bila hal tersebut tidak dilakukan dengan selektif, maka bukan tidak mungkin Indonesia menyediakan karpet merah bagi "investor hitam" yang telah merusak negaranya sendiri atau negara-negara lain.  "Dan lebih buruk lagi akan meningkatkan ketergantungan perekonomian Indonesia kepada pihak asing," katanya. Dalam jangka panjang, katanya, ketergantungan ekonomi secara berlebihan pada investor asing akan menyandera kemandirian ekonomi nasional. 

.

BERITA TERKAIT

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…