Laba Electronic City Tergerus Rupiah

NERACA

Jakarta – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di kuartal pertama tahun ini, rupanya ikut menggerus perolehan laba PT Electronic City Tbk (ECII). Tercatat emiten penjual elektronik ini membukukan laba bersih sebesar Rp18,67 miliar, atau turun 28,27% dari posi laba bersih priode yang sama tahun lalu sebesar Rp26,03 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Meski laba bersih perseroan turun, pendapatan perseroan tetap naik jadi Rp486,21 miliar di kuartal I-2015, dari posisi pendapatan sebesar Rp461,28 miliar di kuartal I-2014. Laba kotor menjadi Rp92,46 miliar di kuartal I-2015, atau naik 23,69 persen dari posisi laba kotor sebesar Rp87,87 miliar di kuartal I-2014. Laba sebelum pajak menjadi Rp24,06 miliar di kuartal I-2015, atau turun dari posisi sebesar Rp31,38 miliar di kuartal I-2014.

Sementara itu, beban usaha menjadi Rp82,35 miliar di kuartal I-2015, atau naik dari posisi beban usaha sebesar Rp66,87 miliar di kuartal I-2014. Adapun posisi aset dari Electronic City menjadi Rp1,97 triliun di kuartal I-2015, atau turun tipis dari posisi aset sebesar Rp2 triliun di akhir 2014.

Asal tahu saja, target pertumbuhan Electronic City dan industri ritel elektronik pada tahun ini memang cukup moderat. Fery bilang ada beberapa faktor yang menjadi kendala pertumbuhan bisnis ritel elektronik tahun ini. Salah satunya adalah infrastruktur Indonesia yang pengembangannya belum maksimal. Selain itu, akibat dari depresiasi rupiah, memberikan tekanan terhadap harga barang sehingga daya beli konsumen mengalami penurunan.

Penurun laba Electronic City juga terjadi pada kinerja keuangan 2014. Dimana laba perseroan turun 37,4% menjadi Rp 129,5 miliar. Namun penjualan di tahun lalu tumbuh 10,6% year on year (yoy) menjadi Rp 2,2 triliun. Analis KDB Daewoo Securities Indonesia, Reynaldi Effendy dalam risetnya pernah bilang, biaya operasional yang tinggi telah menekan laba ECII. Pada tahun lalu biaya operasional ECII 49,7% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Biaya operasional mengambil porsi 14,8% dari total pendapatan perseroan.

Untuk memperbesar pangsa pasar, ECII telah membuka toko baru. Hal itu membuat beban operasional membengkak, terutama pada biaya sewa dan layanan. Di sisi lain toko baru belum menghasilkan pendapatan yang cukup untuk mengompensasi beban usaha. Pada 2014 perusahaan ini membuka 11 gerai baru sehingga jumlah menjadi 67. ECII berencana membuka 5-7 gerai baru tahun ini dan memperbaharui 6 gerai lama di akhir 2015.

Managemen ECII menargetkan pendapatan tahun ini akan tumbuh 10% - 15% dengan pertumbuhan laba bersih 5% - 6%. Untuk menggenjot kinerjanya, ECII menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 200 miliar. Sekitar 50% dari total capex akan digunakan untuk pengembangan jaringan e-commerce.

Dengan ekspansi agresif, Reynaldi optimis ECII dapat mencapai target kinerja tahun ini. Dalam jangka panjang, Reynaldi yakin ECII akan menperoleh manfaat dari meningkatnya pemerintaan alat elektronik, khususnya gadget dan peralatan rumah tangga. "Lembaga riset Euromonitor memperkirakan permintaan alat elektronik akan meningkat 8% CAGR selama tiga tahun ke depan," kata Reynaldi. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Bumi, Acer Indonesia Tanam 1.500 Mangrove

Dalam rangka merayakan hari jadi perjalanan 25 tahun Acer di Indonesia dan juga bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan pada…

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…