Pemerintah Harap Produk Kulit Lokal Punya Branding

NERACA

Jakarta – Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan bahwa mutu produk kulit dalam negeri sudah cukup baik dan telah dipasarkan ke berbagai negara tujuan ekspor. Namun, saat ini masih perlu didorong untuk memiliki branding sehingga lebih dikenal di manca negara. Pasalnya, hasil produksi dalam negeri pada umumnya digunakan oleh pengusaha luar negeri yang memiliki branding.

“Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian menaruh perhatian yang sangat besar agar mutu dan kualitas produk kulit dan produk barang jadi kulit dapat ditingkatkan dan memiliki konsistensi. Selanjutnya pemerintah akan membantu agar produk dalam negeri memiliki branding,” kata Menperin pada pembukaan Pameran Indo Leather & Footwear 2015 di Jakarta, dikutip dari keterangan pers, Minggu (10/5).

Untuk mewujudkan hal tersebut, Menperin menegaskan, harus ada sinergi program yang intensif antara dunia usaha, pemerintah dan para penggiat event organizer. “Tujuan dari program ini adalah agar produk dalam negeri dapat berdaya saing di pasar global sehingga perdagangan bebas dunia atau Free Trade Agreement (FTA) bukanlah suatu hambatan dalam pemasaran produk dalam negeri, tetapi menjadi salah satu sarana memperluas akses pasar,” ujarnya.

Kontribusi pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki cukup signifikan sekitar 0,27% dari total industri non migas sebesar 17,87% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada tahun 2014.

Sementara itu, industri alas kaki nasional saat ini berjumlah 394 perusahaan dengan investasi mencapai Rp. 11,3 triliun pada tahun 2014 dan menyerap tenaga kerja sebanyak 643 ribu orang. “Ekspor industri Alas Kaki terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2014 nilai ekspor produksi alas kaki nasional mencapai USD 4,11 miliar atau naik sebesar 6,44% dari tahun sebelumnya sebesar USD 3,86 miliar,” ungkap Menperin.

Di samping itu, industri alas kaki merupakan salah satu sektor yang terus meningkat nilai perdagangannya dengan rata-rata nilai surplus dalam 5 tahun terakhir mencapai USD 2,84 miliar. Pada akhir tahun 2014, surplus perdagangan produk alas kaki mencapai USD 3,7 miliar. “Namun pemenuhan pangsa pasar dunia industri alas kaki Indonesia baru mencapai 3%, hal ini perlu ditingkatkan agar industri alas kaki sebagai penghasil devisa negara dapat ditingkatkan lagi. Tujuan ekspor utama produk alas kaki Indonesia adalah Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris dan Jepang,” papar Menperin.

Sedangkan industri penyamak kulit saat ini berjumlah 67 perusahaan dengan kapasitas terpasang industri penyamak kulit sebesar 250 juta square feet dengan tingkat utilisasi sebesar 48% dan tenaga kerja yang diserap sebanyak 7.230 orang. “Kedua industri tersebut merupakan potensi besar bukan saja secara nasional tetapi secara internasional dan diharapkan dapat memainkan peran penting dalam peningkatan kinerja perdagangan nasional yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas,” tegas Menperin.

Dengan terselenggaranya Indo Leather & Footwear 2015, Menperin mengharapkan pameran tersebut dapat menjadi tolak ukur yang konkrit atas minat konsumen terhadap produk dalam negeri. “Saya menyambut baik kegiatan pameran terintegrasi dari mulai permesinan, aksesoris hingga produk jadinya yang diharapkan mampu menjembatani kebutuhan dunia usaha dalam mempromosikan produknya sekaligus sebagai sarana untuk membuka akses pasar, akses teknologi, investasi dan peningkatan wawasan dari sumber daya manusia khususnya bagi pengusaha nasional. Selain itu juga  dapat melahirkan transaksi bisnis yang saling menguntungkan,” tuturnya.

Dirjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Harjanto, sebelumnya, mengatakan produk kulit dan produk barang jadi kulit di sektor industri alas kaki selama ini telah memberikan kontribusi positif terhadap PDB nasional sebesar 2,02% serta telah menyerap tenaga kerja sebanyak 5,5% dari total tenaga kerja industri manufaktur.

Ke depan industri kulit dan produk kulit didorong menjadi lebih dalam strukturnya, karena industri kulit kita mutunya sudah baik, namun Indonesia belum memiliki brand yang bertaraf internasional,” kata Harjanto saat acara Press Conference Pameran Indo Leather and Footwear (ILF) 2015 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, akhir bulan lalu.

Oleh karena itu, pemerintah saat ini memprogramkan pengembangan produk dalam negeri dengan produk memiliki brand atau merek bertaraf internasional, salah satunya adalah dengan mengikutsertakan dalam pameran di luar negeri dan pameran di lima Bandara Internasional seperti di Medan, Jakarta, Yogya, Surabaya dan Bali.

Perlu diketahui, kerjasama investasi di Indonesia tidak diskriminatif terhadap investasi asing maupun lokal. “Dengan demikian, dapat saya tegaskan bahwa para investor yang akan melakukan investasi tidak perlu ragu untuk melakukan penanaman modal di Indonesia,” ujarnya.

Harjanto mengharapkan, dengan adanya pameran Indo Leather and Footwear 2015, produksi dalam negeri yang ikut dalam pameran ini selalu mengedepankan kualitas produksinya, sehingga menambah semangat industri untuk selalu berkomitmen melakukan produksi dengan mutu yang makin baik. Kami berharap industri yang mengembangkan dan meningkatkan kualitas hasil produksi akan tumbuh dan berkembang di Indonesia,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…