Penjualan Kimia Farma Tumbuh 16,49%

NERACA

Jakarta – Meskipun pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan di kuartal pertama dan ditambah dengan nilai kurs rupiah yang anjlok terhadap dollar AS, tidak mempengaruhi signifikan terhadap kinerja keuangan PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF). Pasalnya, perseroan meraih penjualan Rp1,01 triliun per Maret 2015, atau naik 16,49% dari posisi penjualan sebesar Rp867,02 miliar di kuartal I-2014.

Dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (7/5), perseroan juga membukukan pendapatan yang meningkat dan mengerek laba bersih naik menjadi Rp43,90 miliar di kuartal I-2015, dari posisi laba bersih sebesar Rp23,36 miliar di kuartal I-2014. Laba bruto menjadi Rp301,85 miliar di kuartal I-2015, atau naik dari laba bruto sebesar Rp241,31 miliar di kuartal I-2014. Laba usaha menjadi Rp71,29 miliar di kuartal I-2015, atau naik dari posisi laba usaha sebesar Rp29,60 miliar di kuartal I-2014.

Laba sebelum pajak menjadi Rp63,55 miliar di kuartal I-2015, atau naik dari posisi laba sebelum pajak sebesar Rp27,95 miliar di kuartal I-2014. Beban pokok menjadi Rp713,16 miliar di kuartal I-2015, atau naik dari posisi beban pokok sebesar Rp625,72 miliar di kuartal I-2014. Sementara itu, posisi aset Kimia Farma menjadi Rp2,81 triliun di kuartal I-2015, atau turun dari posisi aset sebesar Rp2,96 triliun di akhir 2014.

PT Kimia Farma (Persero) Tbk menyatakan akan melakukan tiga langkah untuk menghadapi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rosman pernah mengungkapkan, langkah pertama adalah meningkatkan nilai ekspor ke-17 negara,”Berdasarkan laporan keuangan, ekspor ke-17 negara sebesar 5,8% terhadap total penjualan," ujarnya.

Kedua, perseroan berusaha mencari sumber bahan baku murah yang disepakati lebih menguntungkan. Impor bahan baku selama satu tahun sekitar Rp350 miliar,”Menghemat mencari sumber bahan baku yang diproduksi perseroan, dengan harga lebih murah," ujarnya.

Ketiga, menjual dan memproduksi produk dengan margin besar. Karena itu, perusahaan farmasi plat merah ini akan mendongkrak penjualan dari produk obat nongenerik,”Artinya, potensi laba perseroan meningkat dengan penjualan dari produk bermargin besar," tuturnya.

Tahun ini, perseroan bakal membagikan dividen sebesar Rp 46,924 miliar. Dividen ini setara 20% dari total laba bersih tahun buku 2014 sebesar Rp 234,625 miliar. Disebutkan, dividen tersebut setara Rp 8,44 per lembar saham,”Mengusulkan Rp 23,462 miliar atau 10% dari laba bersih, atau Rp 4,22 per saham sebagai dividen tunai sesuai ketentuan yang berlaku," kata Rusdi.

Keputusan pembagian dividen ini mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Selain itu, perseroan juga mengusulkan sebanyak 90% laba yang setara Rp 211,163 miliar akan digunakan sebagai laba ditahan untuk kepentingan perusahaan. Usulan ini ternyata tidak diterima pemegang saham. Para investor meminta dividen dinaikan jadi 20% dari total laba bersih tahun lalu,”Kemudian usul dari para pemegang saham untuk menaikkan dividen 20%, dan disetujui para pemegang saham, sisanya 80% untuk kinerja perseroan," ujarnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…