Ikhtiar Membangun Daya Saing - Kemenperin Susun Tiga Kelompok Industri Prioritas

NERACA

Jakarta - Sebagai negara industri maju baru, sektor industri Indonesia harus mampu memenuhi beberapa kriteria dasar serta mempunyai peranan dan kontribusi tinggi bagi perekonomian Nasional. Untuk mewujudkan target-target tersebut, diperlukan upaya-upaya terstruktur dan terukur, yang harus dijabarkan ke dalam peta strategi yang mengakomodasi keinginan pemangku kepentingan berupa strategic outcomes yang terdiri dari meningkatnya nilai tambah industri.

Kemudian, meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri, kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan industri, meningkatnya kemampuan inovasi dan penguasaan teknologi industri yang hemat energi dan ramah lingkungan,  menguat dan lengkapnya struktur industri,  meningkatnya  persebaran pembangunan industri, serta meningkatnya peran industri kecil dan menengah terhadap PDB.

Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan dalam rangka pembinaan dan pengembangan industri nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyusun 3 kelompok industri prioritas. “Program prioritas pengembangan industri nasional meliputi hilirisasi industri berbasis agro, migas dan bahan tambang mineral. Kelompok kedua adalah peningkatan daya saing industri berbasis sumber daya manusia, pasar domestik dan ekspor dan yang terakhir pengembangan industri kecil dan menengah (IKM),” kata Saleh usai melantik pejabat eselon I Kemenperin di Jakarta, Rabu (6/5).

Saleh menilai, industri besi dan baja merupakan salah satu industri prioritas yang memegang peranan penting. “Industri baja merupakan salah satu sektor pemasok bahan baku bagi industri galangan kapal, industri oil dan gas, industri alat berat, otomotif serta eletronika. Selain itu, industri besi baja merupakan pendukung utama pembangunan infrastruktur di Indonesia,” paparnya.

Saat ini, menurut Saleh, industri besi dan baja nasional mengalami kendala seperti ketergantungan bahan baku dan komponen impor yang masih tinggi, belum optimalnya pemanfaatan pasar nasional, penerapan dan pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang belum membaik. “Kami akan memfasilitasi dan mendorong penguatan iklim usaha yang kondusif khususnya di sektor baja nasional. Hal ini harus dilakukan untuk menghadapi Asean Economic Community (AEC),” ujarnya.

Dalam rangka peningkatan industri besi dan baja nasional, lanjut Saleh, penguatan nilai tambah dalam negeri melalui hilirisasi industri berbasis sumber daya alam harus dilakukan. “Penguasaan pasar domestik maupun ekspor produk-produk hasil industri dalam negeri membuat daya saing semakin tinggi,” tandasnya.

Untuk merealisasikan target-target tersebut, Kementerian Perindustrian telah menetapkan dua pendekatan guna membangun daya saing industri nasional yang tersinergi dan terintegrasi antara pusat dan daerah.

Pertama, melalui pendekatan top-down dengan pengembangan 35 klaster industri prioritas yang direncanakan dari Pusat (by design) dan diikuti oleh partisipasi daerah yang dipilih berdasarkan daya saing internasional serta potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Kedua, melalui pendekatan bottom-up dengan penetapan kompetensi inti industri daerah yang merupakan keunggulan daerah, dimana pusat turut membangun pengembangannya, sehingga daerah memiliki daya saing. Pengembangan kompetensi inti di tingkat provinsi disebut sebagai Industri Unggulan Provinsi dan di tingkat kabupaten/kota disebut Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota.

Pendekatan kedua ini merupakan pendekatan yang didasarkan pada semangat Otonomi Daerah. Penentuan pengembangan industri melalui penetapan klaster industri prioritas dan kompetensi inti industri daerah sangat diperlukan guna memberi kepastian dan mendapat dukungan dari seluruh sektor di bidang ekonomi termasuk dukungan perbankan.

Dalam kesempatan yang sama Saleh Husin melantik tiga pejabar eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian. Tiga pejabat eselon I tersebut adalah Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika I Gusti Putu Suryawan, yang sebelumnya menjabat Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah Pengembangan Perwilayahan Industri.

Selanjutnya, Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Achmad Sigit Dwiwahjono, yang sebelumnya menjabat Direktur Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah III Pengembangan Perwilayahan Industri.

Terakhir, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Haris Munandar, yang sebelumnya menjabat Kepala Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri.

Pengisian jabatan ini melalui sistem seleksi terbuka guna menerapkan prinsip sistem merit di lingkungan Kemenperin, kata Menperin. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar.

Menperin berharap, melalui seleksi terbuka dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dapat mengubah budaya PNS dari zona nyaman menjadi zona kompetitif. “Selain itu, seleksi terbuka ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh PNS untuk dapat memberikan ide-ide dan pengalamannya bagi yang ingin berkarir di Kemenperin dan memajukan industri nasional,” kata Menperin.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…