Bunga Kredit Perbankan Dinilai Tidak Kompetitif

 

 

NERACA 

Jakarta – Dunia usaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bunga kredit yang diberikan perbankan dalam negeri dengan skema jangka pendek sudah tidak kompetitif bagi dunia industri. Kondisi tersebut yang menurut Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto menyebabkan utang luar negeri khususnya pihak swasta menjadi tinggi.

Suryo menyebutkan akibat bunga kredit yang diberikan terlalu tinggi, banyak pengusaha yang mencari alternatif pembiayaan dengan pendanaan dari luar negeri. “Ini memerlukan valuta asing untuk pengembaliannya, sementara persediaan valuta asing terbatas,” ujar Suryo, seperti ditulis, kemarin. Untuk itu, menurut dia, diperlukan pembentukan lembaga pembangunan industri yang diharapkan memberikan pembiayaan yang lebih kompetitif.

Suryo bercerita, dia memiliki teman pengusaha di Filipina yang bergerak di bidang pembangunan pembangkit listrik. "Dalam membangun pembangkit listrik mereka dapat pinjaman 5%, saya pikir sendiri, kapan Indonesia bisa dapat bunga sekecil itu," ujar Suryo. Ia mengatakan kalau Indonesia ingin berdaya saing sama dengan negara tetangga, tentu bunga pinjamannya harus sama dengan negara tetangga.

Sementara itu, Wakil Ketua Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P. Roeslani menambahkan pengusaha mengeluhkan tingginya suku bunga pinjaman bank untuk industri. Bahkan, suku bunga pinjaman untuk industri lokal di Indonesia kalah jauh dari negara-negara ASEAN. “Perbankan (di Indonesia) memberikan lending rate yang masih cukup tinggi, yaitu 12 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN,” katanya.

Rosan mengatakan bahwa angka suku bunga pinjaman di Indonesia kalah dari negara-negara di ASEAN, seperti Thailand dan Malaysia. Suku bunga pinjaman untuk industri di Thailand sebesar 6,5 persen, di Filipina 5,5 persen, di Singapura 5 persen, dan Malaysia 4,5 persen. Bahkan, suku bunga pinjaman untuk industri di Indonesia jauh lebih tinggi daripada di Korea Selatan yang sebesar 4,2 persen. "Kami membutuhkan alternatif pembiayaan untuk bidang industri yang bersifat lebih rendah dan berjangka lebih panjang," kata dia.

Diakui oleh Menteri Perindustrian Saleh Husin, menurut dia salah satu kendala yang menghambat tercapainya target pertumbuhan sektor industri adalah rendahnya daya saing industri nasional. Hal tersebut disebabkan oleh mahalnya pembiayaan investasi di dalam negeri akibat suku bunga perbankan yang tidak kompetitif. Menurutnya, suku bunga kredit di Indonesia termasuk yang paling tinggi dibandingkan dengan suku bunga di negara-negara Asia lainnya. “Ya setidaknya suku bunga kredit di bawah 12 persen," ucapnya.

Oleh karena itu, perlu dibentuk lembaga spesialisasi untuk menangani suku bunga kredit yang menghambat pertumbuhan industri. “Segera dibentuk lembaga pembiayan pembangunan industri pasca terbitnya UU Perindustrian Nomor 3 Tahun 2014. Bentuknya bisa lembaga khusus atau bisa perbankan yang memang khusus untuk menangani kredit sektor industri,” tuturnya.

Ia mengatakan, hal ini yang menjadi alasan kuat perlunya lembaga pembiayaan industri yang memiliki spesialisasi dalam memberikan pinjaman investasi jangka panjang, yang selama ini belum banyak diberikan oleh perbankan dikarenakan keterbatasan perbankan dalam membiayai pinjaman jangka panjang.

Menurutnya, pembiayaan pembangunan sektor industri menjadi sangat penting karena industrialisasi dapat menjadi kunci keluar dari middle income trap. “Keberhasilan beberapa negara terhindar dari income trap ini adalah industrialisasi yang konsisten dengan berbagai dukungan kebijakan dan fasilitas,” tuturnya.

 

 

BERITA TERKAIT

J Trust Bank Raih Penghargaan Corporate Secretary Champion 2024

J Trust Bank Raih Penghargaan Corporate Secretary Champion 2024  NERACA Jakarta – PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank)…

InfoEkonomi.ID Siap Gelar Top Digital Corporate Brand Award 2024 untuk Industri Finansial

InfoEkonomi.ID Siap Gelar Top Digital Corporate Brand Award 2024 untuk Industri Finansial NERACA Jakarta - Sebagai media online yang menyajikan…

Pemerintah Jaga Stabilitas Keuangan

    NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya menjaga stabilitas keuangan untuk mengantisipasi imbas konflik Iran-Israel…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

J Trust Bank Raih Penghargaan Corporate Secretary Champion 2024

J Trust Bank Raih Penghargaan Corporate Secretary Champion 2024  NERACA Jakarta – PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank)…

InfoEkonomi.ID Siap Gelar Top Digital Corporate Brand Award 2024 untuk Industri Finansial

InfoEkonomi.ID Siap Gelar Top Digital Corporate Brand Award 2024 untuk Industri Finansial NERACA Jakarta - Sebagai media online yang menyajikan…

Pemerintah Jaga Stabilitas Keuangan

    NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti pentingnya menjaga stabilitas keuangan untuk mengantisipasi imbas konflik Iran-Israel…