Imbas Lesunya Pasar Semen - Pendapatan Holcim Indonesia Turun 5%

NERACA

Jakarta – Emiten sektor semen, PT Holcim Indonesia Tbk mencatat penurunan pendapatan 5% menjadi Rp 2.25 triliun dengan penurunan volume sebesar 7% di tiga bulan pertama 2015 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, perseroan mengungkapkan, penurunan pendapatan dikarenakan pasar semen Indonesia yang melemah.

Kent Carson, CFO – Holcim Indonesia mengatakan, industri semen secara keseluruhan mengalami tantangan berat dengan kondisi ekonomi yang mengalami penurunan, serta kekosongan stimulus belanja fiskal yang diharapkan untuk peningkatan infrastruktur, “Tantangan lainnya, pasar kompetisi telah meningkat secara signifikan dengan adanya pemain baru yang patut diperhitungkan,”ujarnya.

Maka dengan hadirnya para pemain baru tersebut, kini pasar semen telah menyebabkan kelebihan pasokan di pasar dan padahal biaya terus meningkat tajam. Maka menanggapi kondisi ini, perusahaan telah mempertimbangkan langkah-langkah untuk menurunkan pengeluaran tambahan dan meningkatkan produktifitas,“Kami telah menginisiasi beberapa program di tahun 2015 untuk merampingkan operasional kami, serta memastikan bahwa kami akan dapat beroperasi dengan lebih efisien disertai penurunan biaya agar dapat mempertahankan keuntungan dalam kondisi pasar yang melemah ini,” ujar Kent Carson.

Dia menambahkan, nantinya langkah-langkah ini akan membantu untuk memastikan perseroan siap dalam menghadapi masa depan, dimana Holcim Indonesia berharap sektor konstruksi akan dapat kembali bergairah sejalan dengan terealisasinya rencana infrastruktur pemerintah, bersama dengan proyek-proyek perumahan dan properti komersial yang sangat dibutuhkan saat ini.

Tercatat pasar permintaan semen nasional menurun hingga 13,9 juta ton dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 4% atau 14,3 juta ton selama kuartal pertama tahun lalu. Selain itu, atas himbauan permintaan pemerintah, perusahaan semen milik negara menurunkan harga sebesar Rp3.000 per sak yang kemudian berdampak ke seluruh industri. Sayangnya, intervensi ini, yang berdampak pada harga pasar secara keseluruhan, telah gagal menstimulasi peningkatan permintaan sejauh ini.

Biaya dibandingkan dalam periode yang sama telah terjadi peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan biaya energi, tanaga kerja dan harga bahan baku secara umum, serta biaya-biaya peningkatan kapasitas dan penambahan fasilitas produksi di Holcim Indonesia. Harga bahan baku lebih tinggi 30%, biaya tenaga kerja lebih tinggi 27%, dan biaya listrik telah meningkat secara terus menerus selama 2014 hingga lebih dari 60%. Kenaikan-kenaikan ini terlihat dari penurunan laba kotor sebanyak 23% dari Rp689 miliar menjadi Rp533 miliar.

Melemahnya pasar yang menyebabkan penurunan pada volume penjualan, tidak membuat biaya penjualan dan distribusi berubah. Lebih dari itu, biaya umum dan administrasi melonjak lebih tinggi dengan adanya pekerjaan pada proyek administratif. Peningkatan hutang untuk mendanai peralatan dan konstruksi proyek Tuban menyebabkan beban keuangan yang lebih tinggi, yaitu meningkat sebesar 23% menjadi Rp100 miliar. Laba bersih untuk kuartal pertama tahun ini adalah Rp33 miliar dibandingkan dengan Rp323 miliar pada kuartal yang sama di tahun 2014. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

Metropolitan Land Raup Laba Bersih Rp417,6 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) membukukan laba bersih Rp417,6 miliar pada tahun 2023 atau tumbuh…

Elang Mahkota Akuisisi Carding Aero Rp704,14 Miliar

NERACA Jakarta -Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) melalui anak usahanya PT Roket Cipta Sentosa (RCS) melaksanakan…