Bisnis CPO Sawit Belum Merekah - Penjualan Dharma Satya Turun 17,74%

NERACA

Jakarta – Sama seperti kebanyakan emiten sawit lainnya, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) juga membukukan penurunan penjualan menjadi Rp1,02 triliun di kuartal I-2015. Penurunan ini setara 17,74% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,24 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (5/5).

Penjualan yang turun tersebut memberikan efek negatif bagi kinerja laba perseroan yang dapat didistribusikan ke pemilik entitas induk menjadi Rp57,66 miliar, dari posisi laba sebesar Rp149,02 miliar di kuartal I-2014. Sementara laba operasi menjadi Rp168,68 miliar di kuartal I-2015, atau turun dari posisi laba operasi sebesar Rp205,21 miliar di kuartal I-2014.

Sementara laba sebelum pajak menjadi Rp79,46 miliar di kuartal I-2015, atau turun dari posisi laba sebelum pajak sebesar Rp210,27 miliar di kuartal I-2014. Beban pokok penjualan menjadi Rp751,88 miliar di kuartal I-2015, atau turun dari posisi beban pokok sebesar Rp897,73 miliar di kuartal I-2014. Laba bruto menjadi Rp271,97 miliar di kuartal I-2015, atau turun dari posisi laba bruto sebesar Rp340,68 miliar di kuartal I-2014.

Adapun posisi aset Dharma Satya Nusantara menjadi Rp7,36 triliun di kuartal I-2015, atau naik dari posisi aset sebesar Rp7,17 triliun di akhir 2014. Sekadar informasi, awal mula perseroan mulai beroperasi sebagai perusahaan penebangan kayu dan penghasil manufaktur. Pada 1990-an, perseroan pun mendiversifikasi operasi untuk memulai akuisisi lahan pada operasi minyak sawit dan memulai budidaya kelapa sawit pada 2001 dan mengkomersilkan produksi dari CPO dan PK pada 2002.

Sebelumnya hal yang sama juga dialami PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk yang membukukan penjualan sebesar Rp 511 miliar di tiga bulan pertama. Dimana angka tersebut turun 22% dibandingkan penjualan dipriode yang sama tahun lalu sebesar Rp 659,21 miliar. Penurunan penjualan membuat laba perusahaan tergerus dalam hingga 89%.

Kondisi ini membuat perolehan laba neto yang bisa diatribusikan pada pemilik entitas induk tergerus hingga 89% yaitu dari Rp 295,67 miliar pada kuartal pertama 2014 menjadi Rp 30,63 miliar pada kuartal pertama 2015. Kinerja perusahaan yang merosot terjadi karena harga minyak kelapa sawit atau CPO dunia turun. Pada kuartal satu tahun ini, harga CPO berada di bawah harga US$ 600 per metrik ton.

Jika dilihat, harga komoditas sawit utama yaitu CPO (Crude Palm Oil), di kuartal 1-2015 terus melemah ke level terendah US$ 600 per ton FOB Malaysia. Melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia (ASD-BSP), perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luasan lahan kebun yang sama.

Sebelumnya, pelaku pasar modal menilai emiten perkebunan sawit akan menuai berkah di tahun 2015. Pasalnya, ada sejumlah katalis yang mendukung emiten perkebunan pada tahun ini. Selain pelemahan rupiah, emiten perkebunan akan menikmati kenaikan harga CPO.

Kata analis Ciptadana Sekuritas Andre Varian, sejak awal tahun 2015, harga minyak sawit mulai bangkit. Pemicunya adalah banjir yang melanda Malaysia, produsen CPO terbesar kedua di dunia,”Hingga April, masih ada peluang kenaikan harga minyak sawit," katanya. Analis Mandiri Sekuritas Hariyanto Wijaya sependapat. Menurutnya, hujan lebat dan banjir yang berkepanjangan di Malaysia dapat mengganggu produksi CPO di Malaysia. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…