Pertumbuhan Laba Perbankan Melambat

 

 

NERACA

Jakarta - Deputi Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis menyampaikan pertumbuhan laba perbankan pada kuatla pertama tahun ini terlihat melambat. "Memang kalau dibandingkan kuartal I/2014 ada pelambatan pertumbuhan laba hampir di semua buku," ujar Irwan di Jakarta, Senin (4/5).

Menurut dia, hal tersebut merupakan hasil dari aktivitas bisnis perbankan yang utamanya adalah pemberian kredit. Bila dibandingkan dengan kuartal I/2014 pertumbuhan kredit kuartal I/2015 masih rendah dan dari akhir tahun lalu hingga sekarang kredit baru tumbuh 1 persen. "Otomatis pendapatan bunga yang berasal dari pemberian kredit menurun, sementara berarti kan biaya dana tetap karena dana bank juga tidak akan turun, ada pertumbuhan," tutur Irwan.

Pertumbuhan laba diperkirakan hanya sedikit tidak terlalu tajam sesuai dengan siklus yakni di kuartal I lebih lambat ketimbang kuartal selanjutnya. Peningkatan di kuartal selanjutnya juga akan bergantung dari kondisi ekonomi misalnya dari belanja infrastruktur. Dengan infrastruktur yang terbangun, sektor riil akan bergerak dan memacu kredit perbankan.

Target poertumbuhan kredit yang mencapai 16 persen hingga akhir tahun belum berubah. "Sehingga kalau kuartal I baru 1 persen year to date maka harus kerja keras, yoy 12 persen lebih," cetusnya. Kendati demikian, revisi belum diperlukan karena ekonomi masih perlu bertumbuh terutama dari pertumbuhan kredit. Peningkatan di kuartal II diprediksi akan naik dari belanja pemerintah, belanja swasta, dan konsumsi dengan likuiditas dan pendanaan yang sudah dalam batas aman. 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja, mengatakan, situasi dunia usaha saat ini sedang tak bergairah. "Ini mempengaruhi permintaan kredit bank," katanya. Di BCA, pertumbuhan kredit hanya 5,8%, jauh melorot dari kinerja kredit kuartal I 2014 yang mampu melaju hingga 19,7%. Meski begitu, Jahja yakin, pertengahan tahun ini, ekonomi Indonesia bakal menggeliat. Ini seiring belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang mulai cair.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih tinggi mulai kuartal kedua ini. Dan, permintaan kredit akan mengikuti. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Nelson Tampubolon masih optimistis, target pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% bisa terwujud.  Ia juga yakin, kredit UMKM bisa jadi lokomotif pertumbuhan kredit tahun ini.    

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…