Ekonomi Melesu, Penyaluran Kredit Melambat

 

 

NERACA

 

Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama yang hanya menyentuh angka 5% dinilai masih dibawah dari yang diharapkan. Pertumbuhan ekonomi yang melesu tersebut, menurut Direktur Utama PT MNC Bank Internasional Tbk (BABP) Benny Purnomo, akan memicu penurunan sektor kredit di semua perbankan Indonesia.

Menurut dia, kebutuhan kredit menurun sepanjang empat bulan pertama tahun 2015. “Pasar motor turun, pasar mobil turun, artinya perekonomian ini berkontraksi. Impactnya perusahaan sekarang stay dulu, tidak melakukan ekspansi,” paparnya, di Jakarta, Senin (4/5).

Dia mengatakan perusahaan yang menahan untuk ekspansi lebih memilih mempertahankan kredit yang sudah ada. Tidak berusaha mencari kredit baru. “Sehingga kalau kita lihat total kredit selama empat bulan semua mengalami kontraksi,” sebutnya.

Maka dari itu, ia berharap pada kuartal II, pemerintah mampu merealisasikan anggaran belanjanya. Sehingga bisa mendorong pertumbuhan dan sektor kredit perbankan. “Jangan lama-lama lah, Kalau bisa iklim perekonomian jangan diganggu lagi dengan hal yang tidak dibutuhkan. Biarkan ekonomi tumbuh dulu, jangan diganggu oleh hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi,” tandasnya. Seperti diketahui, bank sentral merilis penyaluran kredit perbankan nasional triwulan I 2015 akan berada pada level 11- 12% atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang di atas 18%. 

Belanja Pemerintah

Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian Indonesia dalam tiga bulan pertama 2015 hanya akan tumbuh sekitar 5 persen. Rendahnya eksekusi belanja infrastruktur pemerintah disinyalir sebagai penyebabnya lambatnya perekonomian nasional. “Pertumbuhan (ekonomi di Kuartal I 2015) mungkin masih sama dengan pertumbuhan di triwulan sebelumnya yaitu sekitar 5 persen," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M. Juhro.

Berdasarkan data BI, pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2014 sebesar 5,01 persen, meningkat tipis dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,92 persen. Apabila prediksi bank sentral tepat, maka terjadi penurunan pertumbuhan dibandingkan dengan realisasi kuartal I 2015 yang mencapai 5,21 persen.

Solikin menilai belanja pemerintah di bidang infrastruktur yang belum banyak terealisasi pada periode Januari-Maret 2015 menjadi faktor penting perlambatan ekonomi nasional. Di sisi lain, ada tekanan lain yang muncul akibat turunnya harga komoditas di tengah perlambatan ekonomi global. "Kondisi itu tidak hanya dialami oleh Indonesia tetapi semua negara juga sama, terutama yang (perekonomiannya) rely on barang-barang komoditas," kata Solikin.

Selain itu, lanjur Solikin, Indonesia juga terimbas kondisi likuiditas global yang mulai mengetat  menyusul dihentikannya kebijakan pelonggaran kuatitatif (quantitative easing) oleh pemerintah Amerika Serikat. Hal ini terlihat dari melemahnya nilai tukar mata uang negara-negara di dunia, tak terkecuali rupiah, terhadap dolar AS beberapa bulan terakhir.

Kendati demikian, Solikin optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2015 masih akan berada pada rentang yang diperkirakan BI yaitu pada kisaran 5,4 hingga 5,8 persen. "Kami berharap (pertumbuhan ekonomi) di kuartal II dan kuartal III bisa meningkat setelah belanja infrastruktur terealisasi," ujarnya.

 

 

BERITA TERKAIT

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…